Usai bertanding, Antonsen mengaku masih tidak percaya bisa menjadi juara di Istora. Apalagi, lawan yang dikalahkannya di partai puncak merupakan pebulutangkis terbaik dunia saat ini. Bukan cuma itu, perjalanan Antonsen di kejuaraan Daihatsu Indonesia Masters 2019 BWF World Tour Super 500 ini terbilang cukup berat. Pasalnya, di putaran pertama ia harus mengalahkan unggulan kelima asal Korea, Son Wan Ho. Pun demikian di babak semifinal, Antonsen harus berhadapan dengan Jonatan Christie yang tentunya mendapatkan dukungan penuh dari publik tuan rumah.
“Rasanya sangat luar biasa bisa juara di sini. Istora adalah salah satu tempat idaman untuk menjadi juara. Dan saya berhasil. Rasanya tidak menyangka saya bisa juara di sini. Ini kejuaraan yang luar biasa, tempat yang luar biasa, lawan yang luar biasa dan atmosfer penonton yang sangat luar biasa. Saya tidak bisa menggambarkan rasa senang ini dengan kata-kata,” ungkap Anders Antonsen kepada Djarumbadminton.com.
Lebih lanjut Antonsen menceritakan, ketenangan menjadi kunci keberhasilannya kali ini. Apalagi, tunggal putra Denmark peringkat 20 dunia ini harus bermain tanpa didampingi seorang pelatih.
“Dari awal pertandingan saya sudah mencoba untuk bermain tenang. Di setiap langkah dan di setiap nafas, saya selalu berpikir untuk tenang. Intinya saya berusaha semaksimal mungkin mengendalikan segala sesuatunya dengan tenang. Dan itu terbukti,” jelasnya.
“Momen ini tidak ada pernah saya lupakan seumur hidup bahwa saya pernah juara di tempat idaman, di Istora Senayan,” tutupnya sambil terharu.