Jalannya game pertama cukup menarik, sempat tertinggal 7-3, Greysia/Apriyani perlahan bangkit hingga unggul di interval pertama dengan skor 10-11. Selepas interval, Greysia/Apriyani tampil semakin percaya diri dan terus meninggalkan perolehan poin pasangan Thailand dan menutup game pertama dengan skor 16-21.
Game kedua situasi berbalik, Jongkolphan/Rawinda tampil lebih menyerang, bahkan sempat memimpin angka 6-0. Greysia/Apriyani terus berada dibawah tekanan dan akhirnya menyerahkan game kedua dengan skor 21-17.
Game penentuan Greysia/Apriyani kembali menemukan pola permainannya dan berhasil mengontrol jalannya pertandingan. Greysia/Apriyani menutup game ketiga dengan skor 13-21, sekaligus memastikan satu tiket di semifinal.
“Di game pertama kami ‘menang angin’ dan terus menekan lawan, di game kedua mereka yang balik menekan, kami tidak bisa atur dan tidak bisa keluar dari tekanan. Pada game ketiga kami balik lagi bermain seperti di game pertama,” ujar Greysia.
“Di game kedua, Greysia/Apri tidak mampu mengubah pola, tidak bisa lepas dari tekanan, kondisi lapangan ‘kalah angin’. Jadi kadang suka memaksakan, penasaran, seharusnya tidak dilakukan,” jelas Eng Hian, Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI.
“Memang tidak mudah ganti pola main, di game ketiga saat poin sudah 11 dan pindah lapangan pun mereka tidak terjebak lagi seperti di game kedua,” tambah Eng.
Di babak semifinal, Greysia/Apriyani kembali bertemu dengan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang), partai ini sekaligus ulangan partai semifinal di ajang Perodua Malaysia Masters 2019 minggu lalu, dimana Greysia/Apriyani berhasil menang 20-22 21-13 21-19. Dari sebelas kali pertemuan, Misaki/Ayaka masih unggul 8-2 atas Greysia/Apriyani.
Diungkapkan oleh Eng Hian, Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, berkaca pada hasil di tahun 2018 dimana Greysia/Apriyani sering mengalami kekalahan dari pasangan Jepang, peningkatan kebugaran menjadi salah satu fokus yang harus ditingkatkan bagi Greysia/Apriyani agar tidak terlalu turun secara drastis.