Bergabung dengan tim nasional sedari 2002 silam, Liliyana yang akrab disapa Butet, telah berhasil menyumbangkan segudang prestasi bagi Tanah Air. Gelar bergengsi yang sukses di bukukan Butet antara lain empat kali juara dunia pada tahun 2005, 2007, 2013 dan 2017, hattrick di All England pada 2012, 2013 dan 2014 serta medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu.
“Memang sedih, tapi ini harus dihadapi, saya dan Owi berusaha enjoy dan mau kasih yang terbaik di turnamen terakhir kita, mau menikmati masa-masa terakhir partneran sama Owi,” kata Liliyana Natsir.
“Harapannya sih kepengen cepat ada regenerasi, karena ke depan ada kejuaraan-kejuaraan penting seperti Piala Sudirman dan puncaknya olimpiade Tokyo 2020. Apalagi Zheng Siwei/Huang Yaqiong (Tiongkok) sudah terlalu mendominasi. Sekarang ada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, saya berharap mereka bisa jadi saingan yang berat khususnya bagi pemain Tiongkok,” lanjutnya.
Bulatnya keputusan Liliyana untuk menyudahi perjalanan karir di dunia bulutangkis, terlihat dari berkurangnya intensitas latihan dan keikutsertaan di sejumlah turnamen. “Sekarang banyak kegiatan yang berkurang seperti bangun pagi, latihan yang capek banget, makan pedas, makan yang kurang bersih, tidur harus berpacu dengan waktu, mata harus merem walaupun belum ngantuk,” bebernya.
“Sekarang agak balas dendam sih, lebih rileks, sebelumnya kan kalau alarm bunyi harus bangun. Masa-masa kumpul dengan keluarga juga banyak hilang, sekarang orangtua sudah mengiyakan keputusan saya pensiun, keluarga juga ingin lebih banyak waktu berkumpul bersama saya,” tambahnya.
Mengapresiasi jasa-jasa Liliyana, akan dilangsungkan sesi perpisahan di penghujung turnamen Daihatsu Indonesia Masters 2019 BWF World Tour Super 500, tepatnya sebelum partai final, Minggu (27/1), pukul 12.00 WIB. Butet pun mengaku cukup tegang menanti momen yang akan dipersembahkan untuk dirinya itu.
“Saya berterima kasih kepada PBSI dan PB Djarum yang sudah membuat ide untuk acara perpisahan, buat saya agak tegang dan sedih. Rencananya sih saya akan bicara di hadapan penggemar, paling susah mengucapkan perpisahan, pastinya saya akan menahan emosi, pasti berat meninggalkan olahraga yang sudah belasan tahun saya cintai. Jadi memang rasanya tegang, bukan buat tanding saja, tapi acara ini juga,” pungkasnya.