"Dibandingkan main di Indonesia Masters kemarin, lebih enak kali ini. Tadi kami kurang sabar saja. Soal fisik, lawan juga sama-sama habis," tutur Rehan.
"Kami belum beruntung dan terburu-buru saja tadi. Sudah mengejar tapi karena tidak sabar malah jadi tidak fokus," Lisa, menambahkan
Lisa mengakui untuk lebih berani menekan pada gim kedua. Namun, gim ketiga justru ia mengalami banyak kendala. "Lawan mengganti pola permainan. Bola no lob kami diubah dan itu membuat serangan tidak maksimal," ungkapnya, mengutip siaran pers Humas PP PBSI.
"Waktu main no lob, kami bisa menekan mereka," Rehan, menimpali komentar pasangannya.
Rehan/Lisa sepikiran, yakni sudah menemukan pola terbaik dalam bertanding, setelah hampir dua tahun absen bermain akibat pandemi. Kerja sama dan kekompakan antara keduanya pun telah terbentuk. "Jadi baru benar-benar merasakan suasana pertandingan bersama yang di sini," komentar Rehan.
Untuk ke depannya, baik Rehan maupun Lisa hendak memperbaiki komunikasi dan kekompakan. "Soal komunikasi inilah yang harus dijaga. Jangan ada ego masing-masing, karena kami bermain ganda," ujar Rehan.
"Selain komunikasi, kami juga akan menguatkan satu sama lainnya," kata Lisa.
Rehan menegaskan, kekalahan di kejuaraan berhadiah total 850 ribu dolar AS ini dijadikan pengalaman dan pemicu semangat untuk bermain bagus di turnamen ke depan.