Lewat pertarungan yang berlangsung selama 51 menit itu, Firman tampil cukup apik dan mampu menjalankan strategi permainan dengan baik. Pebulutangkis tunggal putra asuhan PB Mutiara Cardinal Bandung ini juga mampu memperlihatkan permainan sabar dalam mengantisipasi permainan reli yang memang menjadi tipikal pemain Jepang.
“Saya dari awal coba untuk kontrol permainan lawan dan menyerang begitu dapat peluang. Pemain Jepang kan memang mainnya reli begitu, jadi sebisa mungkin saya sabar dulu dan tidak buru-buru mau menyerang, benar-benar menyerang kalau ada kesempatan,” kata Firman Abdul Kholik.
“Di game kedua waktu poin 19-16 ada kepikiran, wah alhamdulillah juara, padahal kan belum game, jadi terlalu percaya diri dan fokus di permainannya hilang. Waktu poin 19-19 saya coba buat fokus lagi alhamdulillah balik lagi fokusnya. Apalagi di suasana kemerdekaan ini, pasti ada rasa ingin membanggakan Indonesia. Saya merasa lebih yakin lagi mainnya, hadiah untuk Indonesia,” sambungnya menjelaskan.
Usai menjuarai Akita Masters 2019 BWF Tour Super 100, besar harapan Firman untuk bisa kembali bersaing dan merebut gelar juara di level yang lebih tinggi lagi. Sebelumnya, Firman juga berhasil menaiki podium tertinggi di ajang Vietnam International Challenge 2019, April lalu.
Sementara itu, kesuksesan Firman belum berhasil diikuti pasangan Nita Violina Marwah/Putri Syaikah. Ganda putri Indonesia besutan PB Exist Jakarta ini harus puas finis sebagai runner up setelah dipaksa menyerah 17-21, 21-14 dan 15-21 atas unggulan dua asal tuan rumah, Ayako Sakuramoto/Yukiko Takahata.