Antara melaporkan, gelar tersebut sekaligus mengakhiri penantian panjang Yamaguchi yang sudah berlaga di turnamen bulu tangkis tertua itu sejak 2014. Tunggal putri peringkat dua dunia itu kini menjadi tunggal putri Jepang kedua yang berjaya di All England, setelah Nozomi Okuhara yang juga memenangi nomor tunggal putri pada 2016 dan 2021.
Gim pertama dimulai dengan cukup intens ketika kedua pemain terlibat kejar-kejaran angka. Namun, Yamaguchi mampu menguasai kendali permainan hingga masa interval, dan itu terus dijaga sampai gim pembuka ditutup dengan skor 21-15 untuk kemenangan wakil Jepang itu.
Situasi tak jauh berbeda di awal gim kedua. An Seyoung yang sehari sebelumnya menyingkirkan unggulan teratas dari China, Tai Tzu Ying, kali ini tampak kesulitan mengejar pengembalian bola dari Yamaguchi yang kerap selalu jauh dari jangkauan.
An Seyoung juga terlihat kelelahan dan banyak melakukan kesalahan sendiri menjelang interval gim kedua. Kondisi tersebut dimanfaatkan Yamaguchi untuk mencetak enam poin beruntun hingga unggul jauh 15-8.
Pebulu tangkis muda Korea Selatan itu tak pantang menyerah. Ia mampu bangkit dan memperkecil jarak ketertinggalan menjadi 14-16. Namun, tunggal putri peringkat keempat dunia tersebut hanya sanggup menambah satu poin tambahan hingga gim kedua ditutup untuk kemenangan Yamaguchi, dalam turnamen berhadiah total satu juta dolar AS atau sekitar Rp14 miliar itu.
Hasil ini memperpanjang rekor kemenangan Yamaguchi menjadi 7-4 dalam 11 kali pertemuannya dengan An Seyoung.