"Memang ini bukan keadaan yang kita mau. Ya, kita sekarang sudah (menjadi pemain) independen. Jadi memang harus lebih profesional, dan bagi kita yang penting adalah membela Indonesia," jelas Praveen, dalam sesi wawancara dengan BWF TV, usai pertandingan.
Bagi Praven/Melati, pertandingan di babak 32 besar All England 2022 ini tercatat sebagai laga pertama mereka pada tahun ini, sekaligus perjumpaan perdana dengan Ishaan/Tanisha.
Secara gamblang, Praveen mengaku tak menemui kendala berarti pada pertandingan di hari pembuka yang berlangsung di Utilita Arena Birmingham ini. Keduanya pun menikmati laga perdana mereka selaku pemain non pelatnas.
"Dari awal atau sejak gim pertama kita menikmati permainan ini. Mudah-mudahan step by step-nya semakin lebih baik lagi," ujar Praveen, peraih gelar juara All England 2016 bersama Debby Susanto.
Sementara, meski wajah tertutup masker, Melati seolah tak mampu membendung rasa bahagia usai memenangkan pertandingan. "Lebih glowing," celetuk seseorang di balik kamera menanggapi kehadiran Melati di ruang media. Hampir senada dengan Praveen, kepada BWF TV, atlet berusia 27 tahun itu juga menyatakan ambisinya untuk membuktikan kemampuan mereka kepada khalayak.
"Pastinya, di setiap pertandingan kami ingin membuktikan. Tapi, di mana pun kita berada, seperti kata Jordan, kita tetap membawa nama Indonesia," jelasnya.
"Jadi, nggak ada kaitannya dengan (pemain) independen atau nggak (independen). Kita harus sama-sama membuktikan yang terbaik," Melati, menambahkan.
Di babak 16 besar, Hoo Pang Ron/Cheah Yee See telah menanti Praveen/Melati. Menurut catatan head to head BWF, pasangan Malaysia itu telah mengantongi satu kemenangan di perempat final Sudirman Cup 2021. Kala itu, Praveen/Melati kalah rubber game 19-21 21-9 16-21.