Hampir senada dengan Rehan/Lisa, tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo pun tak mampu menyembunyikan kekagumannya saat melangkahkan kaki dan bersaing untuk kali pertama pada turnamen tertua di dunia tersebut. "Pastinya, rasanya berbeda bertanding di sini," ungkap kakak kandung pebulu tangkis putri Ester Nurumi Tri Wardoyo ini, melalui siaran pers Humas PP PBSI, Kamis (16/3) dini hari WIB.
"Bertanding di All England adalah salah satu impian saya dan sekarang jadi kenyataan. Ini merupakan salah satu turnamen paling bergengsi jadi sangat excited dan menyenangkan bisa turut tampil," juara Malaysia Masters 2022 tersebut, menambahkan.
Atlet ganda putri Siti Fadia Silva Ramadhanti juga akhirnya dapat merasakan persaingan di All England untuk kali pertamanya pada tahun ini. Pada debutnya, Fadia bersama pasangannnya Apriyani Rahayu menang atas lawan asal Brasil yang levelnya masih berada di bawah mereka. Laga itu dijadikan bagian dari penyesuaian diri dengan kondisi arena pertandingan. "Rasanya senang bisa bermain di All England pertama kali," kata atlet asal klub PB Djarum ini.
"Tapi kami masih banyak beradaptasi dengan shuttlecock dan kondisi lapangan, secara lawan memang masih di bawah kami tapi bukan berarti kami meremehkan mereka. Tetap harus fokus dan menekan mainnya," tambah Fadia.
Sementara, ganda campuran Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela hadir di All England 2023 dengan status daftar tunggu nomor dua, sebelum dipastikan masuk ke Main Draw pada Senin (13/3), atau sehari sebelum turnamen dimulai. Pasangan berperingkat 30 dunia itu merasa sangat beruntung akhirnya mendapatkan kesempatan bermain di turnamen level BWF World Tour Super 1000 itu.
Lain kisah pengalaman para debutan, lain pula cerita para mantan juara. Semisal, cerita dari juara 2014 dan 2019 serta finalis All England 2022, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Pasangan berjuluk "The Daddies" ini langsung dihadapkan "kerumitan" babak pertama, lantaran harus bertemu juniornya, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
Meski menang dan melaju ke babak berikutnya, Ahsan mengaku mendapatkan perlawanan yang cukup berat dari Pram/Yere, yang juga dinilainya tampil sangat bagus. Sementara, secara umum Hendra berpendapat bahwa pada tahun ini persaingan di ganda putra sangat ketat dan bakal menyulitkan mereka. "Tahun ini pasti lebih sulit, kami mau fokus ke pertandingan besok saja dulu. Lawannya tidak mudah, Lucas Corvee/Ronan Labar dari Prancis," ucap Hendra.
Pada ganda campuran, juara All England 2020 Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti akhirnya kembali ke Birmingham untuk bersaing di turnamen yang digelar sejak 1899 itu. Masih terngiang dalam ingatan Melati saat keduanya memasuki Lapangan 1 di dalam stadion besar berkapasitas 15.800 penonton tersebut. "Tidak hanya tadi pas masuk lapangan, dari kemarin pas latihan masuk ke sini memorinya langsung, 'wah saya dan Jordan pernah juara di sini'," kenangnya.
"Semoga hal itu bisa terulang," tambah Melati, yang bersama Praveen berhasil berhasil melaju ke babak 16 besar berkat kemenangan atas Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja.
Di babak 16 kedua, Praveen/Melati akan menantang wakil Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, lawan yang mereka kalahkan pada partai final ganda campuran All England 2020. Kala itu, Praveen/Melati menang tiga gim 21-15, 17-21, 21-8. "Lawan Dechapol/Sapsiree semua harus disiapkan ya. Kondisi, motivasi, dan melihat lagi permainan mereka seperti apa. Karena kami juga sudah lama tidak bertanding dan setelah sekian lama baru bertemu lagi sama mereka," tanggap Melati.
Dalam catatan head-to-head Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Dechapol/Sapsiree telah mengantongi tujuh kemenangan dalam 11 pertemuan dengan Praveen/Melati.