Fajar/Rian memperpanjang tren gelar juara yang diraih ganda putra Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Begitu pun dalam sepuluh terakhir, sejak Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjuarainya pada 2014 dan 2019, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (2017 dan 2018), Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana (2022), dan Fajar/Rian (2023 dan 2024).
Pada pertandingan final All England 2024, Minggu (17/3), di Utilita Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, Fajar/Rian menang atas Aaron/Soh dengan skor identik 21-16, 21-16 dalam tempo 43 menit.
"Sangat senang bisa back-to-back juara di All England. Ini juga gelar pertama kami setelah All England tahun lalu. Intinya kami ingin terus konsisten, berprestasi lagi, juara di setiap turnamen, dan rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, apalagi kami datang sebagai yang tidak diunggulkan," papar Fajar melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Senin (18/3) dini hari WIB.
"Gelar ini juga kami persembahkan untuk coach Aryono (Miranat). Semenjak coach Aryono naik sebagai pelatih utama, ini gelar pertama kami bersama dia. Jadi tadi sangat antusias merayakan bersamanya," tambahnya.
"Gelar ini saya persembahkan untuk PBSI, keluarga, dan semua pendukung Indonesia, yang terus support, baik saat kami menang ataupun kalah," Rian, menimpali komentar pasangannya.
Fajar/Rian mengawali turnamen level BWF World Tour Super 1000 ini dengan kemenangan atas duo Taiwan, Fang-Chih Lee/Fang-Jen Lee, dengan skor 21-13, 21-9. Mereka membangun tren kemenangan setelah menundukkan pasangan Jepang, Akira Koga/Taichi Saito, melalui drama tiga gim 21-18, 17-21, 21-18.
Di perempat final, Fajar/Rian berhasil menang dua gim langsung 21-14, 24-22 atas pasangan juara Olimpiade Tokyo 2020 asal Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-Lin. Kemudian, Fajar/Rian meraih tiket final setelah menyudahi perlawanan wakil Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, melalui straight games 21-18, 21-18.