Koordinator psikolog tim ad hoc Olimpiade Paris 2024, Lilik Sudarwati, yang ikut mendampingi, menyampaikan strateginya untuk menumbuhkan semangat daya juang. "Memang seperti yang disampaikan Kabid Binpres, Ricky Soebagdja bahwa daya juang anak-anak harus ditingkatkan," ungkap Lilik kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Maka saya coba untuk sampaikan kepada anak-anak untuk persiapan ke All England ini, pertama adalah French Open kemarin dijadikan pelajaran untuk menatap turnamen yang baru. Di dalam pertandingan pasti ada menang dan kalah, itu pasti, tapi kita harus punya prinsip yaitu kita main harus siap capek dan kalaupun harus kalah, lawan tidak boleh menang dengan mudah. Tidak memberikan poin-poin yang gampang," Lilik, memaparkan.
Di dalam pertandingan, lanjutnya, lawan yang dihadapi bukan hanya lawan di seberang lapangan tapi juga diri sendiri. "Dalam pertandingan kita bukan hanya melawan yang ada di sebrang lapangan tapi juga melawan diri sendiri. Lawan diri sendiri inilah yang paling sulit," ujarnya.
"Tapi untuk level pemain kita yang sudah elit ini, saya yakin mereka sudah punya pakem sendiri untuk bagaimana mengatasi dinamika yang kompleks dalam sebuah laga. Saya hanya mengingatkan hal itu agar di lapangan bisa keluar," tambahnya.
Lilik, yang juga mantan pebulu tangkis ini menyarankan anak-anak untuk mengambil jeda ketika jalannya pertandingan tidak sesuai keinginan. "Memang mengambil jeda itu penting ketika apa yang kita inginkan tidak berjalan. Ini yang kadang-kadang anak-anak lupa," tutur Lilik.
"Mengambil jeda itu bisa membalikkan fokus dan ketenangan. Caranya bermacam-macam tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Ini yang saya ingatkan juga, baik kepada pemain maupun pelatih," pungkasnya.