"Kami tidak menyangka bisa mengejar ketertinggalan dan membalikkan keadaan di gim kedua. Tapi kami saling support, saling menunjukkan daya juang yang besar bahwa selagi belum selesai tidak boleh dulu menyerang," ujar Fajar melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Minggu (17/3) dini hari WIB.
Lebih lanjut pemain asal klub SGS-PLN Bandung itu menjelaskan, kunci keberhasilan mereka pada pertanding tersebut terletak pada servis. Kombinasi servis yang dilakukan kedua pemain menjadi senjata efektif untuk meraup angka demi angka. "Servis pendek, servis panjang, dan servis drive-nya, kami yakinkan lagi," ungkapnya.
Setelah mengunci kemenangan di gim pembuka, Fajar menilai Hoki/Kobayashi bermain sangat baik di awal gim kedua. Unggulan keenam asal negeri sakura tersebut juga memiliki pertahanan yang sulit ditembus oleh Fajar/Rian. "Beberapa kali menyulitkan kami dengan serangan baliknya," kata pemain berusia 29 tahun tersebut.
Sektor ganda putra menciptakan "all-Indonesian final" pada All England 2022 yang mempertemukan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dengan pasangan veteran Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Bagas/Fikri keluar sebagai juara edisi ke-144 tersebut dengan kemenangan straight games 21-19, 21-13.
Setahun kemudian, Fajar/Rian mencapai final dan berhasil naik ke podium teratas setelah mengalahkan Ahsan/Hendra alias "The Daddies" dengan skor 21-17, 21-14. Fajar/Rian kembali ke partai puncak pada edisi 145 turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini, sekaligus mengukir hat-trick final bagi ganda putra "Merah Putih".
Di final, Fajar/Rian, yang menempati unggulan ketujuh turnamen level BWF World Tour Super 1000 ini, akan menantang unggulan kelima asal Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Ganda putra negeri jiran itu unggul dengan empat kemenangan dalam tujuh pertemuan sebelumnya dengan Fajar/Rian.