"Puji Tuhan, sangat bersyukur atas yang Tuhan berikan terutama di minggu ini. Tidak pernah menyangka untuk bisa jadi juara di All England. Ini juga gelar Super 1000 pertama saya. Pasti sangat-sangat berharga," kata Jojo melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Minggu (17/3) malam WIB.
"Dan yang lebih berharga lagi, saya dan Anthony, tim tunggal putra, akhirnya kami bisa mengulang sejarah 30 tahun lalu. Tidak mudah untuk diraih, bertahun-tahun latihan keras, setiap turnamen gagal, kami pulang lalu latihan lagi, gagal lagi lalu latihan lebih keras lagi. Selalu seperti itu sampai akhirnya Tuhan kasih buahnya hari ini," Jojo, menjelaskan.
Selepas memastikan "all-Indonesian final", Jojo merasa lebih menikmati persiapan menuju partai puncak. Menurutnya, sejarah terukir berkat perjuangan tim tunggal putra "Merah Putih". "Saya sudah semakin enjoy, karena siapa pun yang menang, yang penting Indonesia. Dari membuat sejarah saja, saya sudah sangat senang," ujarnya.
"Sesudah ini, pasti banyak yang akan menggantungkan ekspektasi yang lebih tapi saya hanya bisa melakukan yang terbaik dari yang bisa saya lakukan," demikian Jojo.
Dalam perjalanannya menuju podium teratas turnamen bulu tangkis level BWF World Tour Super 1000 tersebut, Jojo harus berhadapan dengan lawan-lawan tangguh. Di babak pertama, ia berhasil mengatasi Chou Tien Chen asal Taiwan dengan skor 21-4, 21-15. Di babak 16 besar, Jojo menyingkirkan unggulan kedelapan Kunlavut Vitidsarn (Thailand) melalui rubber game 21-19, 18-21, 21-13.
Jojo melangkah ke semifinal, setelah dalam pertandingan perempat final, Shi Yu Qi (China) mundur saat Jojo unggul sementara 21-12 di gim pembuka.
Kemudian, Jojo memastikan tercipta "all-Indonesian final" setelah di babak empat besar mengalahkan Lakshya Sen asal India melalui rubber game 21-12, 10-21, 21-15 pada Sabtu (15/3).