Terakhir kali tunggal putra Denmark membawa pulang gelar juara di All England terjadi pada 1999 silam lewat Peter Gade. Setelah itu, belum ada lagi wakil Denmark yang merasakan podium juara hingga akhirnya terwujudkan tahun ini. Untuk itulah, Axelsen begitu emosional saat berhasil memastikan kemenangannya dan menjadi kampiun pada turnamen bulutangkis tertua di dunia ini untuk pertama kalinya.
“Saya memang orang yang sangat emosional. Juara di sini, di All England dan di hadapan penonton yang luar biasa, tentunya saya sangat bangga dan senang sekali. Ini mimpi yang menjadi kenyataan,” ungkap Viktor Axelsen selepas pertandingan.
Menang dua game langsung atas Chou dalam durasi 46 menit, Axelsen mengaku bila dirinya sudah tampil baik sejak awal hingga akhir pertandingan. Memang benar, tunggal putra peringkat tujuh dunia itu mampu mengambil alih kendali permainan dengan tidak membiarkan Chou untuk mengembangkan permainannya.
“Saya rasa saya sudah bermain dengan sangat baik hari ini, dan saya bisa mengambil start yang bagus pula. Karena itu hal penting dalam setiap pertandingan, apalagi di babak final seperti ini. Di pertandingan tadi saya cukup memegang kendali permainan dan begitulah, saya tidak tahu harus bicara apalagi,” jelasnya.
Setelah memastikan gelarnya di ajang All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Axelsen mengatakan bila dirinya ingin menikmati momen bahagia ini sebelum kembali fokus untuk pengumpulan poin ke Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. “Sekarang saya hanya ingin menikmati kemenangan ini. Mari kita rayakan kemenangan ini dulu baru kembali fokus untuk Olimpiade nanti,” tuturnya.
“Terima kasih untuk semuanya yang sudah memberikan dukungan kepada saya, terutama yang ada di arena ini,” tutup Axelsen yang menggunakan bahasa Mandarin.