Menyikapi hasil kurang menggembirakan ini, Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI, Hendry Saputra lantas angkat bicara soal penampilan anak asuhannya. Sebab, hasil ini benar-benar jauh di luar harapannya. Terutama untuk Anthony dan Jonatan yang sebelumnya dianggap bisa melangkah lebih jauh lagi, ternyata justru harus pulang lebih awal.
“Evaluasi untuk Jonatan dan Ginting, ini di luar harapan saya. Pulang nanti mesti dilatih fokus dalam menerapkan strategi dan pukulannya, untuk bisa tepat penggunaannya. Di samping mental dan pikirannya yang saya lihat masih ragu-ragu mainnya. Mungkin terbeban harus menang hingga tidak fokus dengan apa yang harus dilakukan,” kata Hendry Saputra.
Di babak pertama, Anthony langsung kalah dari tunggal putra Denmark, Rasmus Gemke dengan skor 14-21 dan 18-21. Sebelumnya, Jonatan juga tumbang lewat permainan dua game langsung 15-21 dan 13-21 dari wakil Malaysia, Lee Zii Jia.
“Untuk Ginting, saya lihat dia mengubah mainnya dari rally control jadi menyerang, karena mau cepat-cepat mematikan lawan. Sehingga banyak melakukan kesalahan dan mati sendiri. Itu diulang sampai sama poinnya. Selanjutnya dia hilang fokus dan kepercayaan diri. Bukan karena Ginting jelek mainnya, tapi dari perubahan cara mainnya yang salah. Jadinya rugi,” jelasnya mengomentari Anthony.
Sedangkan untuk Shesar, meski terhenti di babak 16 besar All England 2020 BWF World Tour Super 1000, namun Hendry mengakui jika tunggal putra binaan PB Djarum Kudus itu mengalami peningkatan pada performanya. Hanya saja, lanjut Hendry, Shesar masih perlu mengasah kesabaran dan kekuatan fisiknya.
“Untuk Vito, dia kurang sabar dan mengubah mainnya waktu poinnya unggul. Sehingga banyak melakukan error sendiri. Tapi saya lihat sudah bagus mainnya. Tinggal harus ditingkatkan lagi kekuatan kakinya dan fisiknya, untuk bisa main dalam durasi yang cukup panjang,” tukasnya.