“Persiapan mereka kali ini memang panjang. Kita juga evaluasi kemarin kelemahan mereka, kelebihan mereka. Kita sudah lihat kalau Praveen ada masalah di non teknisnya, sementara Meli (Melati) dari segi pertahanannya. Dan di sini hampir kelemahan mereka tidak kelihatan. Praveen bisa fokus, kalau salah bisa tetap fokus. Meli juga pertahanannya bagus, nggak gampang mati,” ungkap Nova Widianto seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
“Untuk final tadi (kemarin) saya nggak takut soal pola mainnya, tapi lebih mentalnya, faktor psikologisnya. Terutama Meli, dia sering tegang kalau main di partai final. Apalagi ini All England. Tapi ternyata di luar dugaan, malah Meli yang luar biasa, dari babak awal hingga saat ini. Cuma memang sempat ada keganggu sebentar karena servisnya banyak difault. Tapi di game ketiga mereka bisa bangkit lagi,” lanjutnya menambahkan.
Pada partai puncak All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Praveen/Melati keluar sebagai juara usai mengalahkan ganda campuran Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan skor 21-15, 17-21 dan 21-8. “Saat ketinggalan, saya kembali mengingatkan bahwa dari segi permainan, Praveen/Melati lebih unggul dari lawan, jadi nggak usah panik. Kalau mereka nggak panik, game ketiga pasti menang lagi,” katanya.
Lebih lanjut Nova mengatakan, rangkaian gelar yang diperoleh Praveen/Melati baik dari All England ini maupun Denmark Open dan French Open 2019 lalu, secara tidak langsung mampu mempengaruhi penampilan mereka di lapangan. Meski begitu, Nova juga berpesan agar hasil kali ini tidak membuat Praveen/Melati lantas lengah dan berpuas diri, justru harus lebih waspada demi merebut gelar-gelar lain kedepannya.
“Sebelum All England, mereka pernah juara di Denmark, Perancis dan SEA Games. Habis dari situ mereka beda mainnya. Di sini faktor Praveen menentukan, karena dia punya pengalaman pernah juara di All England 2016 lalu. Dan saya lihat lawannya juga kerasa tertekan, karena mereka pengen juara. Semua dari segi persiapan, kita nggak kaget dengan hasil ini. Karena kita memang mempersiapkan semuanya. Kita lebih konsen untuk mempersiapkan individu masing-masing dan bagaimana menutupi kelemahan mereka di lapangan,” jelasnya.
“Saya juga berpesan, kadang-kadang habis juara ini suka lengah. Jangan lengah. Terutama Praveen, dia punya kualitas yang bagus, tidak usah diragukan lagi, tapi kadang-kadang lengah. Dulu sempat menang All England 2016, habis itu hilang nggak juara-juara lagi. Tapi kalau pola pikir dia bisa kaya gini terus, akan sangat bagus kedepannya. Kita nggak ngomongin juara ya, karena juara juga kadang butuh faktor luck,” tutup Nova.