Target tersebut merupakan pencapaian yang berhasil dicatatkan Praveen/Melati pada kejuaraan yang sama di tahun lalu. Seperti dilansir dari Badmintonindonesia.org, Richard berharap, paling tidak Praveen/Melati bisa menyamai hasil tersebut, agar tidak banyak kehilangan poin jelang perhelatan akbar Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
“Sekelas Praveen/Melati yang pernah juara level 750 di Denmark dan Perancis, itu berarti menunjukkan kalau mereka punya kualitas. Target mereka paling tidak semifinal. Setelah itu baru kita lihat bagaimana peluang di final dan kemungkinan juaranya. Paling minim harus menyamai hasil tahun lalu, supaya poinnya tidak berkurang,” jelas Richard Mainaky.
Peluang Praveen/Melati untuk membuka kemenangan di laga perdana cukup besar. Pada babak pertama nanti, ganda campuran peringkat lima dunia ini akan berhadapan dengan pasangan Taiwan, Wang Chi Lin/Cheng Chi Ya. Rekor pertemuan keduanya tercatat bila Praveen/Melati unggul 3-0 dari pertemuan sebelumnya.
Selain Praveen/Melati, ganda campuran juga menurunkan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan debutan Adnan Maulana/Mychelle Chrystine Bandaso.
Hafiz/Gloria sendiri diharapkan bisa melangkah hingga ke babak perempat final. Ini demi menjaga posisi rangking menuju Olimpiade Tokyo 2020 tetap aman. Hafiz/Gloria saat ini berada di posisi kedelapan. Keduanya harus bisa menjaga poin agar tidak terlempar dari delapan besar, sehingga bisa ambil bagian pada Olimpiade Tokyo 2020 mendatang.
“Hafiz/Gloria paling minimal harus perempat final, supaya tidak terlempar dari delapan besar. Mereka sudah kehilangan German Open, jadi supaya aman di All England ini paling tidak harus perempat final,” katanya
Pada laga pembuka nanti, Hafiz/Gloria akan langsung berhadapan dengan wakil tuan rumah, Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Hafiz/Gloria punya kans untuk bisa lolos ke babak berikutnya dengan bekal dua kemenangan dari tiga kali pertandingan. Terakhir, di ajang Hong Kong Open 2019 BWF World Tour Super 500, Hafiz/Gloria menang dengan skor 21-14, 18-21 dan 21-11.
Sementara itu, Rinov/Mentari dan Adnan/Mychelle diharapkan bisa menggali pengalaman di kejuaraan All England 2020 BWF World Tour Super 1000 ini. Meski tak dibebani target, Richard tetap meminta kedua pasangan ini untuk tampil maksimal.
“Untuk pemain pelapis, seperti Rinov/Mentari, mereka membutuhkan jam terbang yang tinggi. Tapi di samping mengejar jam terbang, mereka juga harus berusaha semaksimal mereka. Kalau ada kesempatan menang, ya harus diambil kemenangan itu. Kalau seumpama ketemu unggulan, mereka juga harus bisa mengukur sejauh mana level mereka. Permainan mereka harus bisa keluar dengan maksimal,” ungkapnya.
“Adnan/Mychelle saya nilai punya prospek yang bagus kedepannya. Kualitas secara individunya, mereka ada harapan. Di All England ini saya harap mereka bisa menggali pengalaman. Dan itu suatu hal yang mahal nilainya. Bisa dapat sparring bagus di turnamen, itu berguna untuk proses pematangan mereka. Kalau saya lihat mereka punya harapan seperti Rinov/Mentari. Cuma kita juga masih melihat Rinov/Mentari arahnya bagaimana. Karena setelah grafiknya naik, sekarang mereka malah stuck. Apa karena terlalu dipaksa ke level atas atau bagaimana, itu kita belum tahu pasti. Nanti di akhir tahun akan kita coba nilai lagi,” tandasnya.