“Di pertandingan tadi kita bermain cukup baik, kita banyak menekan lawan. Di game kedua, agak menurun. Seharusnya bisa dapat poin malah tidak bisa dapat poin dan membuat kesalahan sendiri. Ini jadi pelajaran buat kita, kalau sudah unggul tidak boleh jorok mainnya,” ujar Tontowi Ahmad mengenai pertandingan.
Tontowi/Winny tampil begitu apik dengan memegang kendali permainan. Pada pertandingan kali ini, serangan-serangan Tontowi yang dikombinasikan dengan permainan agresif Winny di depan net berhasil mendulang banyak poin, khususnya di game pertama.
Meski demikian, Tontowi mengatakan bila Winny masih harus lebih konsisten menjaga fokus dan ketenangan di lapangan. “Fokusnya juga, dari ketenangan memang beda ya dengan Liliyana. Tapi kita kan baru ikut dua turnamen, jadi chemistry dan kekompakannya belum begitu padu,” ungkapnya.
Di sisi lain, Winny mengaku tidak mudah menjadi pasangan baru Tontowi selepas pensiunnya seorang Liliyana Natsir. Apalagi bersama Liliyana, Tontowi sudah mengantongi gelar hattrick All England pada 2012, 2013 dan 2014 lalu. “Ketenangan saya masih kurang dan gampang mati sendiri, masih gampang lengah. Waktu sudah unggul, mati satu, mati satu ya sudah begitu terus,” kata Winny Oktavina Kandow.
Sektor ganda campuran Indonesia harus menerima hasil drawing yang kurang menguntungkan di kejuaraan All England 2019 BWF World Tour Super 1000 ini. Sebab, empat wakil ganda campuran Merah Putih harus saling bentrok di babak pertama. Selain Tontowi/Winny kontra Alfian/Marsheilla, ada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang harus berhadapan dengan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja.
Sementara itu, pasangan Ronald Alexander/Annisa Saufika belum berhasil lolos ke babak dua All England 2019 BWF World Tour Super 1000 setelah kalah 16-21 dan 11-21 atas wakil Malaysia, Goh Soon Huat/Shevon Jemie Lai.