Antara Kok di Finlandia dan Denmark, Apa Bedanya?

Anthony Sinisuka Ginting (Badminton Photo/Yves Lacroix)
Anthony Sinisuka Ginting (Badminton Photo/Yves Lacroix)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Anthony Sinisuka Ginting "menikmati" shuttlecock atau kok yang digunakan di Piala Thomas 2020 di Aarhus, Denmark, lantaran mendukung gaya permainannya. Penuturan tunggal putra tersebut justru bertolak belakang dengan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pasangan yang dijuluki "Minions" itu justru mengalami kesulitan mengembangkan permainan karena kok cenderung gampang mekar kemudian lamban.

"Pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi mengomentari jalannya pertandingan The Minions. Menurutnya, tidak mudah buat anak didiknya bermain bagus dengan shuttlecock yang pelan," demikian kicauan @INABadminton, akun Twitter resmi Humas dan Media PP PBSI.

Kemudian pada unggahan berikutnya, "Setelah berkali-kali dipukul, si bulu angsa ini akan cenderung megar yang membuat lajunya bertambah jadi pelan."

Cuitan tersebut diunggah usai laga antara Indonesia dan Thailand pada awal pekan ini, yang mempertemukan "Minions" dengan Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren.

Sementara bagi Ginting, yang melalui perjalanan naik-turun di Piala Sudirman 2020 di Vantaa, Finlandia dan Piala Thomas 2020, kok yang digunakan pada laga melawan Malaysia, Jum`at (15/10), mampu menopang gaya permainannya yang lebih banyak menyerang. "Shuttlecock di sini (Piala Thomas) memang lebih mendukung permainan menyerang saya, dibandingkan ketika di Piala Sudirman lalu," tuturnya, mengutip pemberitaan Antara.

"Saya bisa lebih menyerang, dan saya terus mencoba memberikan yang terbaik untuk Indonesia," Ginting, menambahkan.

Jenis serta kecenderungan kok yang mekar setelah berkali-kali dipukul, juga sempat disinggung A. Ainur Rohman, redaktur olahraga Jawapos.com. Melalui jejaring sosial berlogo burung putih, ia mencuit, "Tapi kan shuttlecock di mana2 standarnya sama. Memang. Tapi kerapatan udara, suhu, dan kelembaban musim gugur di Eropa, bikin laju cock lebih lambat."

"Kalau pemain level perumahan seperti aku ya nggak mungkin ngerasain bedanya. Tp bg pemain kelas dunia, ini sangat berpengaruh."

Pada kenyataannya, antara jenis kok yang cocok dengan permainan Ginting dan kok yang lamban serta mudah mekar seperti dialami "Minions", berujung pada kemenangan bagi skuad "Merah Putih". Kevin/Marcus sukses menyudahi perlawanan Jomkoh/Kittinupong Kedren melalui drama rubber game 19-21, 21-18, 21-13. Indonesia pun menang tipis atas Thailand 3-2.

Semalam, Ginting mengubah kekalahan dari Lee Zii Jia di Piala Sudirman 2020 menjadi kemenangan 21-15, 21-17. Atlet kelahiran Cimahi, Jawa Barat itu, membuka poin awal bagi Indonesia. Indonesia menang telak 3-0 dan lolos ke semifinal kejuaraan beregu tersebut.