"Orang di sekitar saya kasih masukan kalau saya harus yakin dengan kemampuan saya. Mereka bilang saya pernah tampil bagus, kalau saya tidak berbakat main bulutangkis, saya tidak akan pernah bisa main bagus. Jadi, saya harusnya bisa," ungkap Fitriani.
Berbagai macam upaya tengah dilakukan demi mengembalikan rasa kepercayaan dirinya saat bertanding, apalagi ketika harus berhadapan dengan lawan yang memiliki kualitas di atas Fitri. Mulai dari pelatih, Minarti Timur, Susy Susanti hingga Psikolog PBSI, Rachman Widohardhono harus turun tangan dengan cara membuka sesi diskusi bersama Fitri.
"Pak Rachman juga kasih masukan sebaiknya saya mengekspresikan apa yang saya rasakan, karena saya terlihat seperti tertekan. Memang saya orangnya jarang ngobrol, kalau ada apa-apa dipendam sendiri, mikirnya sendiri saja," kata Fitri seperti dikutip badmintonindonesia.org.
Fitri mengakui jika faktor non teknis saat ini menjadi tantangan utama baginya dalam mengembalikan penampilannya. "Kalau buat saya, yang paling susah adalah masalah non teknis, kalau teknis itu bisa dilatih. Masalah non teknis itu datangnya dari pikiran kita. jadinya kepikiran terus. Kadang mikirnya begini begitu, padahal kalau kita mikirnya positif, mau menang-kalah yang penting mainnya keluar dulu," jelasnya.
Sementara itu, Fitriani berhasil menyelesaikan laga pertamanya di nomor perorangan bulutangkis Asian Games 2018 dengan kemenangan telak atas wakil Sri Lanka, Thilini Pramodika Hendahewa dengan skor 21-6 dan 21-4. Fitri akan bertemu dengan pebulutangkis senior India, Saina Nehwal di babak kedua.
"Saya sudah tiga kali bertemu dan kalah dari Saina, semoga besok saya bisa fokus di tiap poin. Menghadapi Saina harus benar-benar sabar, ulet, lebih nekad, lebih berani dan kuat-kuatan di lapangan. Saina sebetulnya agak kaku pergerakannya, tapi dia bisa mengembalikan bola dengan baik," tandasnya.