Hasil ini memaksa Tontowi/Liliyana harus puas dengan raihan medali perunggu. "Kalau dibilang puas sih kurang puas, tapi kami sudah berusaha maksimal, tetapi pasangan Tiongkok memang bermain cukup baik. Kalau saya rasa, dari power dan speed kami kalah jauh. Kalau sudah bermain defense sudah pasti mati. Sebaliknya, kalau kami dapat kesempatan menyerang, kami nggak bisa mematikan mereka. Ini yang susah, sampai mau menyusul angka lawan saja susah," ujar Liliyana Natsir.
Meski publik Tanah Air tetap bangga dengan raihan dan perjuangan yang diperlihatkan Owi/Butet, namun perasaan kecewa masih menghantui peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 silam itu. Pasalnya, medali emas di nomor ganda campuran adalah salah satu target utama dari Owi/Butet dan juga Indonesia.
"Ini memang jadi Asian Games terakhir saya, tidak mungkinlah empat tahun lagi saya masih ikut. Tapi kalau menghibur diri, setidaknya saya dapat medali lah. Kalau kecewa pasti ada, namanya kalah pasti kecewa. Tapi lawan kami bukan pasangan yang mudah, mereka habis juara dunia, rangking satu dunia. Dari awal kami persiapkan tidak akan mudah. Kami sudah menerapkan apa yang diinstruksikan pelatih, tapi memang sulit keluar dari tekanan mereka," ungkapnya.
Penampilan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di babak semifinal tadi memang lebih baik. Liliyana pun menuturkan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah mendukungnya. "Kami sudah mencari cara bagaimana bisa bangkit, tapi tidak semudah itu membalikkan. Kami meminta maaf, salah satu target emas dari ganda campuran hilang. Namanya permainan, ada menang dan kalah," tutupnya.
Sementara itu, hal senada pun diungkapkan Tontowi Ahmad yang menyebut bila kekalahannya ini memang murni dari permainan sang lawan yang lebih baik. "Lawan main bagus, menekan dari pertama, dari power mereka lebih kuat. Kami kena serang terus. Kalau untuk keseluruhan, memang hasilnya mengecewakan. Tetapi kami sudah berusaha, dari fokusnya, latihannya all out, hasilnya seperti ini ya kami syukuri. Sebenarnya bukan kami error sendiri, kalau kemarin memang iya saya akui. Tapi kali ini karena tertekan dari lawan, bukan karena mati sendiri," jelas Tontowi.
Terima kasih Owi/Butet atas perjuangan yang telah kalian berikan untuk Indonesia. Apapun hasilnya, kami tetap bangga!