"Performa Gregoria dan Putri KW di Australia Terbuka bisa dikatakan cukup bagus. Keduanya menunjukkan adanya peningkatan performa," kata pelatih tunggal putri pelatnas bulu tangkis Indonesia, Herli Djaenudin, melalui siaran pers Humas PP PBSI, Senin (21/11) pagi WIB.
Gregoria, lanjut Herli, ada kemajuan berarti. Secara keseluruhan juga naik grafiknya. Padahal, ini merupakan turnamen keempat secara beruntun sejak Denmark, Prancis, dan Hylo Terbuka. Dengan istirahat kurang dari seminggu, ia sudah berangkat lagi ke Australia Terbuka. Di semifinal, lewat perjuangan keras, Gregoria mampu mengatasi Han Yue. Kemenangan ini sekaligus revans atas kekalahan di semifinal Hylo Terbuka.
"Gregoria mampu tampil habis-habisan di semifinal. Dia ngotot dan punya semangat. Dia terus berjuang keras saat melawan Han Yue di semifinal. Setelah kalah di gim pertama, dia bisa bangkit untuk merebut dua gim berikutnya. Dia berjuang bahkan sampai muntah untuk menang," kata Herli.
Dengan kondisi kebugaran tubuh yang belum pulih, di final Gregoria tetap memaksakan diri melawan An Se Young. Setelah mampu mengimbangi di gim pertama, akibat fisik yang menurun dan fokus hilang, dia banyak membuat kesalahan sendiri. "Meski begitu, saya lihat antusiasme di lapangan dan rasa percaya diri Gregoria sudah kembali. Hal itu bisa menjadi modal untuk menghadapi kompetisi tahun depan. Tinggal ditambah latihan dan kekuatannya," kata Herli.
.
Sementara, Putri dinilainya juga tampil bagus, meski akhirnya kalah dari Nozomi lewat rubber game. Anak didiknya ini mampu mengimbangi pemain asal negeri sakura tersebut. Namun, tiga angka terakhir yang mengantarkan Nozomi memenangi pertandingan itu karena kesalahan sendiri Putri. "Yang harus dicatat, Putri KW mampu melakukan revans kepada Soniia Cheah di babak pertama. Performanya lebih baik dibanding saat dikalahkan pemain Malaysia itu di babak pertama di Kejuaraan Dunia di Tokyo lalu," demikian Herli.