“Kita sudah pernah bertemu mereka, mereka banyak bermain drive-drive panjang, jadi kita hindari permainan seperti ini karena ini memang keunggulan mereka. Kita banyak mencoba untuk ungguli lawan dari permainan depan, jadi kita banyak dapat kesempatan untuk menyerang,” ungkap Melati Daeva Oktavianti.
Lewat pertandingan yang berlangsung di Sydney Olympic Park, Australia, Sabtu (8/6), Praveen/Melati mampu mengandaskan perlawanan dari unggulan kedua itu dalam kurun waktu 58 menit. Meski Watanabe/Higashino sejatinya lebih diunggulkan, namun Praveen/Melati terbukti belum pernah kalah dari peraih juara All England 2019 BWF World Tour Super 1000 itu. Pada Malaysia Masters 2018 BWF World Tour Super 500, Januari lalu, Praveen/Melati juga menang dengan dua game langsung, 25-23, 21-16.
“Yang paling utama, kuncinya adalah percaya sama partner dan terus jaga komunikasi di lapangan. Kita juga sudah tahu di mana kelemahan mereka, jadi tadi kita terus incar di situ dan ini membuat kita bisa mengalahkan mereka hari ini,” katanya.
Lolos ke babak final Australian Open 2019 BWF World Tour Super 300, Praveen/Melati akan bertemu dengan unggulan pertama asal Tiongkok, Wang Yilyu/Huang Dongping. Ini akan menjadi pertemuan kelima bagi kedua pasangan. Praveen/Melati tercatat belum pernah sekalipun menang atas Wang/Huang di empat pertemuan sebelumnya.
“Di babak final, pasti lawan yang dihadapi lebih berat dari semifinal. Wang/Huang mainnya rapi, mereka kuat dan jarang membuat kesalahan sendiri. Yang penting itu dari penampilan kita, main semaksimal mungkin dan all out, kan kita sudah beberapa kali juga ketemu mereka, kita akan berusaha menikmati permainan,” tandasnya.
Sementara itu, tiket final selanjutnya berhasil diraih dua tunggal putra Indonesia. Anthony Sinisuka Ginting lolos ke partai puncak lewat kemenangan 21-17 dan 21-14 atas Wang Tzu Wei dari Taiwan. Pun demikian dengan Jonatan Christie yang berhasil mengalahkan unggulan pertama asal Taiwan, Chou Tien Chen dengan skor 22-20, 13-21 dan 21-16.