Kendati kalah, pertandingan itu berhasil mencetak sejarah baru sebagai pertandingan terpanjang yang pernah terjadi di dunia, yakni dua jam 41 menit atau 161 menit. Duel pasangan Indonesia dan Jepang tersebut memang patut diacungi jempol, bahkan untuk memperebutkan satu poin saja, mereka harus terlibat laga panjang dan diwarnai jatuh bangun di lapangan.
"Fokus kami tetap bagaimana bisa mendapatkan poin. Yang kami pikirkan hanya bagaimana caranya bisa tahan dan saling dukung di lapangan. Sempat berpikir nyerah karena kaki memang sudah sakit sekali. Tapi di lapangan rasanya tidak mau nyerah, maunya diselesaikan," beber Greysia.
Laga panjang memang kerap diidentikkan pada pertandingan sektor ganda putri. Apalagi dengan gaya pemain Jepang yang adu tahan di lapangan, pertandingan bisa terjadi sangat alot. Sebelumnya di pertandingan lain, Greysia/Nitya juga melewatinya dengan durasi yang tidak sebentar kala kontra Vivian Kah Mun Hoo/Khe Wei Woon, Malaysia, di babak dua, di mana menghabiskan waktu 78 menit.
Begitu juga saat jumpa Jung Kyung Eun/Shin Seung Chan di perempat final yang menghabiskan waktu 82 menit. Sementara Naoko/Kurumi di perempat final mengalahkan Lui Ying/Luo Yu, Tiongkok, dalam waktu 117 menit. Pertandingan tersebut tidak hanya adu teknik dan strategi di lapangan, tetapi juga butuh konsentasi, fokus dan ketahanan fisik yang bagus.