Manajer Tim Indonesia, Susy Susanti mengatakan bila penerapan strategi, kecerdikan saat bermain, antisipasi perubahan pola main lawan, keberanian dan keyakinan dalam menghadapi poin-poin kritis sangat dibutuhkan dalam pertandingan beregu. Kombinasi Ahsan/Fajar dituturkan Susy merupakan bagian dari bentuk strategi tim putra Indonesia.
Sebab, Ahsan yang sejatinya berpasangan dengan Hendra, tercatat pernah mengalami kekalahan saat bentrok dengan Ong/Teo pada kejuaraan Thailand Open 2019 BWF World Tour Super 500. Saat itu, Hendra/Ahsan kalah dengan skor 18-21, 21-16 dan 21-23. Untuk itu, tim putra Indonesia pun lantas mencari solusi terbaik berkaca dari rekor pertemuan tersebut.
Lebih lanjut Susy menyatakan keyakinannya bila bongkar pasang di sektor ganda putra kemungkinan besar akan berbuah manis. “Di ganda ini sebetulnya mau diubah-ubah juga kita yakin, karena kita punya benteng yang kuat di ganda. Untuk Ahsan/Fajar kenapa dipasangkan, karena kita mempertimbangkan kondisi terakhir atlet dan head to head dengan lawan, makanya diputuskan Ahsan/Fajar yang paling siap,” jelas Susy Susanti sebagaimana dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Sementara itu, sebelum menjadi penentu kemenangan bagi tim putra Indonesia di babak final Badminton Asia Team Championships 2020, Fajar Alfian mengaku sempat gugup saat mendapat tugas berpasangan dengan Ahsan.
“Saya sempat nervous berpasangan sama bang Ahsan, mainnya harus bagaimana. Tapi bang Ahsan banyak kasih masukan buat saya, jadi saya enjoy saja,” ungkap Fajar Alfian.