Dalam laga yang digelar di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Jumat (14/7), ganda putri berperingkat 80 dunia itu mengaku kehilangan fokus di gim kedua.
Saat tertinggal pada gim berikutnya, mental bertanding Naya/Ara menurun sehingga harus menyerah dalam tempo 51 menit. "Kami kurang fokus di gim kedua. Kami sudah bermain dengan gaya bermain kami di gim ketiga tetapi masih belum bisa," ungkap Naya, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
Dari turnamen ini Naya/Ara mendapat pelajaran berharga dengan harus bermain konsisten. Saat sudah menguasai permainan sejak awal laga, Naya/Ara harus bisa menutup pertandingan dengan tenang dan meraih kemenangan. "Dari turnamen ini kami harus belajar lebih tenang lagi. Mulai dari bermain di poin kritis sampai unggul di awal laga kami harus lebih tenang lagi," kata Naya.
"Tercatat di turnamen ini saat memulai laga dengan baik kami juga harus menutupnya dengan baik. Itu pelajaran yang saya dapatkan dari turnamen ini," Naya, menambahkan.
Sementara, Velisha/Bernadine menyerah di tangan unggulan pertama asal Jepang, Mei Sudo/Nao Yamakita dengan skor 15-21, 16-21.
Pada laga ini Velisha/Bernadine mengaku kesulitan untuk meredam serangan lawan. Tidak heran pasangan Velisha/Benadine menyerah dalam tempo 37 menit. "Kami tidak menyerang dengan baik. Banyak kesalahan yang kami buat. Selain itu pola permainan kami juga tidak jalan sehingga banyak mati sendiri," ungkap Velisha.
Velisha/Bernadine bertekad bangkit untuk bisa tampil lebih baik lagi pada turnamen berikutnya. "Kami perlu mematangkan lagi rotasi bermain kami di lapangan. Selain itu pukulan kami juga harus diasah supaya tidak mudah mati sendiri," tambah Velisha.
Adapun untuk Ariella/Rachel harus mengakui keunggulan wakil China, Liao Li Xi/Zhang Wen Xiao dengan skor 26-24, 13-21, 12-21.