"Sebagai ujung tombak tim Indonesia, maaf saya belum bisa menyumbangkan angka. Lawan memang lebih baik dibanding saya dan punya pengalaman lebih banyak. Ini merupakan pertemuan kedua, sebelumnya saya juga kalah," tanggap atlet kelahiran Jayapura, Papua ini, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Namun, kini kualitasnya berubah banyak," sebut Chico.
Chico seperti terlambat panas. Pada awal gim, ia banyak melakukan kesalahan sendiri. Chico baru bangkit setelah tertinggal 13-19 hingga mampu memperkecil selisih poin menjadi 17-20. Namun, pengembalian kok yang keluar, menutup perjuangannya Chico pada gim pembuka.
"Pada awal gim pertama saya tertinggal jauh karena kaget dengan pola permainan lawan. Setelah bisa membaca pola permainan lawan, saya sebenarnya bisa tampil lebih baik dan mendapatkan poin. Cuma akhirnya saya kalah memang karena skornya terlalu jauh untuk dikejar," kata Chico.
Pada Gim kedua, Chico langsung memegang kendali permainan. Dia bisa terus memimpin perolehan angka. Sayang, drop shot-nya terlalu lemah mengantarkan Loh yang lebih dulu meraih angka 11 di interval kedua.
Namun, setelah itu, Chico bisa terus memimpin hingga 19-17. Sayang, keunggulan itu gagal dipertahankan. "Dia begitu tenang di poin-poin kritis. Sementara saya, seperti di gim kedua saat memimpin 19-17, saat dikejar lawan malah jadi tertekan dan banyak melakukan kesalahan sendiri," tutur Chico
Meski mengawali laga semifinal yang digelar di Setia City Convention Centre, Selangor, Malaysia, dengan hasil yang kurang memuaskan, pada akhirnya Indonesia berhasil mengalahkan Singapura dengan 3-2.
Dengan hasil ini, untuk kali pertama tim putra maupun putri "Merah Putih" lolos ke final BATC. Tim putri telah terlebih dahulu meraih tiket final setelah menang tanpa tanding, setelah Jepang menarik diri dari kejuaraan ini.