"Kami sebenarnya bisa tampil baik kendati baru pertama kali dimainkan sebagai pasangan. Meski tampil sebagai pasangan baru, sebelumnya kami sudah sering berlatih bersama di pelatnas," kata Tiwi, sapaan Amallia Cahaya Pratiwi.
Tiwi mengatakan, di gim kedua, lawan telah banyak mengantisipasi serangan yang dilancarkan dan membuat permainan sulit berkembang. "Jalannya pertandingan pada gim pertama memang bisa berjalan ketat. Sampai terjadi setting. Sayang peluang bisa menang itu gagal kami dapatkan. Cuma di gim kedua lawan sudah mengantisipasi," ujarnya.
"Indonesia pun akhirnya gagal ke final setelah kalah 1-3 lawan Thailand. Tetapi apa pun hasilnya kami sudah berusaha. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin di tengah lapangan," tambahnya, seperti dilaporkan Antara.
Menurut Rachel, strategi bermain aman yang diterapkan selama pertandingan kurang berhasil karena serangan lawan sulit diantisipasi dan tempo permainan yang tidak dapat dikuasai. "Kami bukan banyak mati sendiri, tetapi kami sebenarnya maunya bermain safe. Tetapi kami kurang siap dengan serangan dan tekanan lawan yang demikian konsisten," ujar Rachel.
Kekalahan ini memastikan Indonesia tanpa memperoleh gelar pada BATC 2024, seusai di tim putra sebelumnya gugur di perempat final.