"Kami sangat senang bisa sampai dan menang di final," kata Dechapol melalui keterangan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Kesuksesan ini juga mencatatkan gelar juara kedua bagi Thailand pada ajang Kejuaraan Dunia, menyusul Ratchanok Intanon yang menjuarai nomor tunggal putri pada 2013.
Tak hanya itu, kemenangan Dechapol/Sapsiree atas Yuta/Arisa pada babak final ini juga menjadi yang ketiga kalinya berturut-turut. Dua kemenangan sebelumnya terjadi pada partai puncak Indonesia Open 2021 dan BWF World Tour Finals, di Nusa Dua, Bali.
Menurut Dechapol, kunci kemenangan mereka mengalahkan unggulan ketiga ialah dengan bermain cepat dan memberikan tekanan tanpa henti. "Kunci kami bermain lebih cepat saja dari mereka," ujar Dechapol, seperti dilaporkan Antara.
Pada gim pertama, aksi Dechapol/Sapsiree memang tak terbendung sehingga bisa menciptakan celah skor yang cukup jauh untuk dikejar. Serangan akurat dan smes dari depan net mewarnai penampilan mereka untuk mengklaim keunggulan pembuka.
Senada dengan rekan mainnya, Sapsiree juga mengakui bahwa tempo permainan yang cepat menjadi strategi mereka untuk mengalahkan Yuta/Arisa yang terkenal alot. "Kami berusaha menyerang di gim pertama dan bermain cepat, tapi mereka juga bermain bagus hari ini. Saya tahu Yuta sedang ada cedera, tapi dia tetap mengeluarkan permainan terbaik meski mainnya lebih lambat dari kami," tutur Sapsiree.
Namun, persaingan lebih ketat terjadi pada gim kedua. Ganda campuran Thailand itu sempat terdesak saat skor menyempit di 5-3 dan berbalik tertinggal 7-10. Dechapol mengakui, fokusnya sempat terganggu sehingga melakukan kesalahan yang seharusnya tidak perlu dilakukan.
Menyadari kesalahannya tersebut, Dechapol mengubah pola permainan dan berhasil, lantaran Thailand bisa kembali memegang kendali pertandingan dan mengamankan kemenangan. "Saya sudah berusaha sebaik mungkin karena memainkan serangan dan bertahan sekaligus," katanya.
"Tapi, memang pertahanan saya lebih baik. Jadi akhirnya saya lebih banyak bertahan saja," demikian Dechapol.