Menurut keterangan pers Humas PP PBSI, Greysia/Apri sejak awal tidak meragukan pola permainan dan performa Tan/Thinaah. "Ganda Malaysia ini bermain tidak ada beban dan mudah recovery di lapangan dengan cepat," ungkap Greysia.
Menurutnya, mereka mampu keluar dari tekanan dan membalikkan keadaan. "Untuk itu kami harus terus menekan dan tidak lengah, agar mereka tak lagi meraih poin," tambahnya.
Sementara bagi Apriyani, Tan/Thinaah cukup tangguh dan pola permainan serta ketenangan di lapangan sangat baik. "Kami terlambat untuk menyerang secara agresif. Untung pelatih mengingatkan agar mengubah pola permainan dan serangan," ujarnya.
Menyinggung partai semifinal, Greysia maupun Apriyani belum mau berbicara banyak. "Kami hanya fokus pada satu pertandingan ke pertandingan lain. Yang pasti, kesiapan fisik dan motivasi perlu ditingkatkan," ujar Greysia.
Kegagalan di ajang BWF World Tour Finals 2020, menjadi bagian perbaikan agar tampil maksimal di Nusa Dua. "Tidak mau berpikir soal pertandingan yang lalu. Justru harus lebih termotivasi untuk mewujudkan kemenangan," Apriyani, menyatakan.
Sementara, meski kalah, Thinaah mengaku pertandingan ini membuat rasa percaya dirinya meningkat. Hal tersebut membuat mental tanding semakin kuat dan kekompakan bersama rekannya tetap solid. "Rasa percaya diri semakin baik. Ke depannya harus lebih baik lagi," ujar Thinaah.
Selain itu, lanjut Thinaah, keterampilan bermain di depan net perlu ditingkatkan dan konsistensi menyerang juga harus diperbaiki. "Permainan net dan konsistensi perlu ditingkatkan serta kesabaran bermain harus diperbaiki," katanya.
Sedangkan Tan mengungkapkan, banyak hal positif yang diraihnya selama berlaga di di ajang berhadiah total 1,5 juta dolar AS ini. "Senang bisa bermain di BWF World Tour Finals. Banyak pengalaman dan belajar dari bermain di turnamen ini," ungkapnya.