Tunggal putra Indonesia peringkat enam dunia ini punya strategi sendiri untuk meredam permainan Antonsen pada duel yang berlangsung selama 53 menit itu.
“Hari ini kondisinya angin dan shuttlecock-nya sangat berbeda dengan sesi latihan kemarin. Jadi mau nggak mau saya harus lebih pintar ngatur-ngatur strateginya. Dari game pertama saya pilih lapangan yang menang angin dulu, karena power dan tenaganya masih ada, jadi bisa lebih fokus buat coba lebih menyerang. Puji Tuhan terbukti berhasil,” kata Jonatan Christie.
Jonatan harus mendapatkan kemenangan di game pertama dengan drama adu setting. Memasuki game kedua, membuka permainan dengan keunggulan cukup jauh, 11-3. Namun pada pertengahan game kedua, penampilan Jonatan sedikit menurun lantaran terbawa tempo permainan lawan. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Jonatan pun berhasil kembali pada jalur permainannya dan berhasil membukukan kemenangan 21-16.
“Di game kedua saya masih bisa mengatasi permainan lawan. Tapi saya sempat sedikit nge-drop waktu posisi unggul 17-5, lawan langsung mengubah pola ke permainan cepat dan saya sempat agak kesusahan waktu itu. Tapi pelan-pelan saya bisa fokus lagi untuk ambil kemenangan,” tuturnya.
Pada laga kedua, besok (12/12), Jonatan akan berhadapan dengan wakil Taiwan, Wang Tzu Wei. “Untuk besok, kalau sudah leading, sebisa mungkin tempo mainnya jangan sampai berubah. Kalau lawan mengubah tempo main, ya setidaknya saya harus bisa mengikuti. Pokoknya harus dijaga ritmenya dan harus lebih tenang lagi,” jelasnya.
“Saya mau coba untuk lebih menikmati penampilan pertama saya di world tour finals ini. Kalau ada kesempatan untuk menang ya kenapa tidak. Kalau dibilang puas, hari ini mungkin baru 60 persen puasnya, masih ada beberapa poin yang harus diperbaiki untuk pertandingan besok. Semoga besok bisa lebih baik penampilannya,” pungkasnya.