Bertanding di Tianhe Gymnasium, Jumat (13/12), Jonatan akhirnya harus mengakui keunggulan Momota usai menelan kekalahan 14-21 dan 14-21.
“Harus saya akui, Momota main lebih bagus, permainan dia jauh lebih matang dari saya dan dia bisa lebih enjoy main hari ini. Yang pasti, Momota sangat baik dalam mengatur ritme permainan. Itu yang saya rasa dia betul-betul berkelas, jadi wajar kalau dia pemain nomor satu dunia dan susah dikalahkan. Hal itu yang harus saya petik dan pelajari dari dia,” ungkap Jonatan Christie.
“Kelihatan sekali dari feelingnya. Pergerakan dia sangat efisien. Dia tahu kapan dia harus menyerang dan kapan harus bertahan. Akurasi pukulannya juga matang,” lanjutnya menambahkan.
Lewat pertarungan yang berlangsung selama 38 menit itu, Jonatan mengatakan bila ia tidak puas dengan permainannya hari ini karena belum bisa memberikan pertarungan terbaik saat menghadapi tunggal putra nomor satu dunia itu.
“Jujur saya kecewa dengan permainan saya hari ini. Bukan soal menang-kalahnya atau lolos tidaknya, tapi lebih ke permainan saya yang nggak keluar sama sekali bahkan untuk mengimbangi permainan Momota,” jelasnya.
Sebelumnya, di fase penyisihan Grup A BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou, Jonatan mampu menorehkan satu kemenangan atas Anders Antonsen (Denmark) di laga pertama, dan kalah dari Wang Tzu Wei (Taiwan) di pertandingan berikutnya.
“Sebetulnya saya punya start yang bagus di kejuaraan ini, waktu menang di pertandingan pertama. Tapi sayang momentum saya drop saat kalah di pertandingan kedua. Karena ini world tour finals pertama saya, jadi ini jadi pembelajaran berharga lagi buat saya untuk kedepannya bisa lebih baik lagi,” tuturnya.
Tidak bisa melanjutkan perjuangannya di BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou, Jonatan mengatakan bila dirinya akan segera memperbaiki penampilan dengan beberapa catatan yang sudah dikantonginya. “Pertama fisik saya harus lebih siap lagi. Kemudian yang kedua akurasi pukulan saya harus dipertajam lagi. Yang terakhir saya harus bisa belajar untuk bermain efisien dan bisa menjaga ritme permainan,” tutup Jonatan.