Tunggal putra Indonesia peringkat enam dunia ini langsung tampil tertekan sejak pertandingan dimulai. “Dari pertama main saya sudah langsung tertekan. Dan saya juga nggak bisa keluar dari tekanan itu. Padahal beberapa kali saya sudah coba mengubah pola untuk main lebih reli dan lebih sabar lagi. Tapi sayangnya lawan bisa membaca permainan saya,” ungkap Jonatan Christie.
“Selain itu saya juga pengen buru-buru matiin lawan, jadi malah berantakan mainnya. Lawan main lebih cepat sedikit saya jadi agak panik. Saya betul-betul nggak bisa keluar dari tekanan,” lanjutnya menambahkan.
Tampil underperform, Jonatan mengaku sangat kecewa dengan permainannya hari ini. Menurutnya, banyak kesalahan-kesalahan kecil yang seharusnya tidak ia lakukan. “Saya kecewa sekali dengan permainan hari ini. Karena hasil ini benar-benar diluar ekspektasi saya. Saya nggak bisa maksimal dan permainan saya betul-betul nggak keluar sama sekali,” jelasnya.
Meski harus menelan kekalahan pada laga kali ini, Jonatan masih punya peluang untuk bisa lolos ke babak semifinal BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou, karena berhasil memetik kemenangan atas tunggal putra Denmark, Anders Antonsen dengan skor 23-21 dan 21-16 pada laga perdana, Rabu (11/12).
Bila ingin lolos ke semifinal, Jonatan harus mengalahkan unggulan pertama asal Jepang, Kento Momota di laga pamungkas fase penyisihan Grup A, Jumat (13/12).
“Besok lawan Momota pastinya nggak akan mudah, tapi saya mau berusaha semaksimal mungkin. Karena kalau sudah dilapangan, apapun bisa terjadi. Apapun masih bisa diusahakan dan diperjuangkan. Dan semoga saya bisa main lebih baik lagi daripada hari ini,” pungkasnya.