Menjadi unggulan pertama di turmamen yang berlangsung di kota Ling Shui ini, Ronald/Annisa mendapat bye di babak pertama dan langsung bertanding di babak kedua. Turnamen ini sekaligus menjadi ajang come back pertama buat Annisa yang baru saja pulih dari cedera lutut yang dialaminya pada Oktober 2017 lalu. Sebelum cedera, grafik penampilan Ronald/Annisa sempat menanjak saat mereka berhasil menjuarai turnamen New Zealand Open Grand Prix Gold 2017.
"Ini turnamen pertama setelah absen tujuh bulan karena pemulihan cedera. Sekarang sudah pulih, tinggal dijaga saja dengan treatment recovery yang benar, seperti terapi kompres dan sebagainya," kata Annisa.
"Dari pelatih belum kasih target, karena ini turnamen pertama saya setelah cedera, jadi kami manfaatkan turnamen ini untuk mengembalikan kepercayaan diri. Tapi target pribadi pasti ada, ingin juara, cuma kan nggak ada yang tahu di depan seperti apa, yang penting lakukan yang terbaik dulu di lapangan," tambah Annisa.
Ronald membeberkan kunci kemenangan mereka di babak kedua. Meskipun level turnamen international challenge tidak terlalu tinggi, namun menghadapi lawan-lawan yang mayoritas adalah pemain-pemain muda Tiongkok, tidaklah mudah.
"Fokus poin demi poin dan tetap bermain menyerang yang memang sesuai dengan pola kami. Selain itu, kami juga membuat lawan tidak dapat mengembangkan permainan mereka," ujar Ronald soal pertandingan.
"Yang utama itu fokusnya dan jaga kesehatan. Soal pola main lawan, kurang lebih sama, pemain-pemain muda China lumayan bagus, mereka juga banyak yang nekad mainnya. Ini turnamen kelima saya bersama Ica (Annisa), kami inginnnya juara, mudah-mudahan bisa selalu tampil maksimal di tiap pertandingan," kata Ronald ketika ditanya persiapan menghadapi lawan di perempat final, yaitu pasangan Lee Fang-Jen/Yu Chien Hui dari Taiwan.
Sementara itu, pemain tunggal putra Panji Ahmad Maulana, berhasil menyingkirkan Pannawit Thongnuam, unggulan kedelapan dari Thailand. Panji menang setelah bertarung selama 60 menit dengan skor akhir 19-21, 21-11, 22-20.