"Pertandingan hari ini Alhamdulillah berjalan dengan baik. Di gim pertama setelah unggul kami ada mati sendiri secara beruntun. Dari situ agak bingung bagaimana mengembalikan momentumnya, beruntung di poin akhir kami bisa mengambil," kata Ana melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
"Di gim kedua setelah unggul 14-9, lawan mengubah pola dengan bermain pendek. Kami awalnya cukup kaget dan mereka bisa menyusul tapi perlahan kami bisa menyesuaikan dan mencari celah lagi dengan memberikan tekanan lebih di bola depan," Ana, memaparkan.
Saat skor sama kuat 18-18 di gim kedua, Ana/Tiwi tak berpikir banyak selain tidak kehilangan poin pada posisi "angka-angka tua". "Hanya bagaimana mengikuti bola ke mana saja, lebih fokus dan siap apalagi kalau kami lihat ke atas saat bola melambung itu agak silau," tuturnya.
"Kami lebih nekat di poin-poin kritis, lebih berani saja. Mereka sangat ulet dan tidak mudah dimatikan," Tiwi, menimpali komentar Ana.
Di perempat final, Jumat (22/11), Ana/Tiwi menantang pasangan kuat Nami Matsuyama/Chiharu Shida. Dalam statistik pertemuan, mereka belum sekali pun menang atas ganda putri Jepang yang menempati unggulan ketiga tersebut. "Lawannya pasti lebih berat. Kami mau recovery dulu secara maksimal lalu evaluasi kesalahan-kesalahan yang masih dilakukan," demikian Tiwi.