Meski masih harus menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan dan angin, namun Fajar/Rian berhasil menyudahi pertandingan dengan kemenangan dalam durasi 48 menit.
"Di game pertama kami masih menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan yang sangat berbeda dengan di Japan Open kemarin. Dari shuttlecock sampai kondisi angin, semua jauh berbeda, jadi di game pertama kami masih menyesuaikan diri. Saat kedudukan game point 20-19, kami kurang siap dan kurang yakin karena kondisi lapangan tadi," kata Fajar.
Kemenangan ini lantas memperbaiki rekor pertemuan Fajar/Rian atas Takeshi/Keigo menjadi 3-3. Penampilan apik yang diperlihatkan ganda putra peringkat delapan dunia ini sekaligus membayar kekalahan yang terjadi pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018, Agustus lalu.
Muhammad Rian Ardianto mengatakan bila dirinya sedikit banyak cukup mengetahui pola permainan Takeshi/Keigo. "Dari segi permainan, kami terus memaksakan bermain no lob. Kondisi lapangan seperti ini membuat kami tidak bisa main bertahan, jadi kami usahakan selalu unggul di servis dan pembukaan. Kami memang cocok dengan pola permainan Kamura/Sonoda, kalau bertemu mereka, kami sudah tahu mau main seperti apa," jelas Rian.
Pada babak kedua nanti, Fajar/Rian akan berhadapan dengan salah satu pasangan ganda putra tuan rumah, He Jiting/Tan Qiang. He/Tan yang merupakan semifinalis Jepang Open 2018 BWF World Tour Super 750, tengah mengalami peningkatan dalam penampilannya.
"Mereka sedang on fire, permainan mereka cukup bagus dari segi speed dan power, ini yang harus kami waspadai," tutupnya.