Kondisi lapangan yang berangin menjadi kendala Fitriani pada pertandingan kali ini. Tunggal putri asuhan PB Exist Jakarta ini tidak dapat mengendalikan laju shuttlecock, khususnya pada game kedua dan game ketiga setelah interval.
Hal serupa juga dirasakan Kim pada game pertama. Banyak pukulan-pukulannya yang tidak akurat. Namun pada game kedua dan ketiga, Kim mulai bisa mengendalikan pertandingan dan terus menekan dengan tidak memberikan kesempatan bagi Fitriani untuk mengembangkan permainan.
“Memang ada perubahan permainan dari saya dan dari lawan. Di game kedua saya lebih hati-hati karena menang angin, sering agak menahan pukulan. Sedangkan lawan lebih mengontrol dan menekan di game kedua dan ketiga, akurasinya juga bagus, jarang out. Di game ketiga pukulan lawan bagus dan tajam, pergerakannya konsisten, defense saya harus benar-benar rapat,” kata Fitriani selepas pertandingan.
“Dan soal peluang di kejuaraan ini, saya mikirnya nggak terlalu jauh, di lapangan apa pun bisa terjadi, dia bukan lawan yang gampang dikalahkan,” lanjut Fitriani menambahkan.
Lebih lanjut Fitriani mengatakan bila sang pelatih, Rionny Mainaky yang mendampingi di kejuaraan China Open 2019 BWF World Tour Super 1000 ini terus memberikan semangat kepada dirinya dari pinggir lapangan. “Tadi pelatih sering memberi semangat dan masukan non-teknis. Kalau teknis juga dikasih masukan, tapi lebih ke hal-hal yang dinilai masih kurang, jadi dikasih tahu harus bagaimana,” tutupnya.