“Kuncinya tadi di game pertama, setelah menang di game pertama, di game kedua kita jadi lebih tenang. Kondisi kaki saya masih sama, tadi nggak banyak reli dan memang sengaja sebisa mungkin tidak banyak bergerak. Memang kita sengaja ubah strategi karena pergerakannya terbatas,” ungkap Mohammad Ahsan.
Menyadari tidak dalam kondisi yang seratus persen prima, Hendra/Ahsan mampu menerapkan permainan taktis yang sangat efisien. Berhasil mengamankan kemenangan di game pertama, The Daddies tampil lebih memukau di game kedua. Hendra Setiawan mengaku sedikit tidak menyangka bisa mengalahkan wakil tuan rumah dalam pertarungan dua game langsung.
“Memang lapangannya ada angin, tadi di game pertama kita 'kalah angin'. Kita kaget juga bisa menang dua game langsung, dan game keduanya cukup mudah, mungkin mereka lagi nggak enak mainnya,” kata Hendra Setiawan usai pertandingan.
Laga All Indonesian Finals di sektor ganda putra akan kembali tersaji. Kali ini pada partai puncak China Open 2019 BWF World Tour Super 1000 besok (22/9), The Daddies akan berhadapan dengan kompatriotnya, pasangan peringkat satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Ini menjadi pertarungan All Finals yang ketiga kalinya bagi kedua pasangan sepanjang 2019.
Sebelumnya, The Daddies dan The Minions pernah bentrok di partai final Daihatsu Indonesia Masters 2019 BWF World Tour Super 500, Blibli Indonesia Open 2019 BWF World Tour Super 1000 dan Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750. Menariknya, dari tiga pertemuan tersebut selalu dimenangkan Kevin/Marcus.
“Untuk final besok, kita berharap yang terbaik saja, kita senang bisa terjadi all Indonesian final lagi setelah terakhir di Japan Open 2019,” tutup Hendra.