Partai final kali ini merupakan pertandingan ulangan final China Open Superseries Premier 2016. Saat itu Kevin/Marcus merebut podium utama setelah menang 21-18 dan 22-20, juga dari Boe/Mogensen.
Game pertama dimulai perolehan angka kedua pasangan ini terus terpaut tipis. Kevin/Marcus bahkan tertinggal 10-11 di interval game pertama. Setelah akhirnya unggul 20-19, Kevin/Marcus pastikan kemenangan melalui sambaran keras Kevin ke kanan lapangan lawan, usai menerima servis.
Berbeda dengan game pertama, game kedua Kevin/Marcus kontra Boe/Mogensen bisa dikatakan relatif tanpa perlawanan besar. Mudah saja bagi Kevin/Marcus untuk menyelesaikan game kedua mereka dan memastikan kemenangannya. Bagaimana tidak, pasangan Indonesia ini terus mengungguli Boe/Mogensen dari awal hingga akhirnya menang 21-11 di game kedua.
“Game pertama cukup ketat. Tapi kami berusaha untuk tetap fokus. Perolehan poin juga cukup dekat sampai 20-19, tapi kami masih bisa mengatasi hal tersebut,” kata Marcus seperti dilansir situs PBSI.
“Di game kedua sepertinya lawan tampil tertekan, sehingga mudah bagi kami untuk mengatasinya dan terus menekan mereka. Mereka juga sepertinya emosi karena mereka mainnya nggak enak dan banyak mati sendiri,” ujar Marcus lagi.
Dua pasangan ini juga sudah sering kali berhadapan di lapangan pertandingan. Rekor pertemuan keduanya sejauh ini mencatat, Kevin/Marcus tertinggal 2-4 dari Boe/Mogensen.
“Kami terus mempelajari permainan mereka, karena kami sudah sering kalah dari mereka. Kami berlatih lebih keras, dan ada peningkatan dibanding pertemuan sebelumnya. Kami juga melihat apa yang kurang dari penampilan kami, mengapa kami kalah sebelumnya,” jelas Marcus.