Keberhasil ini menjadi gelar juara kedua bagi Alfian/Marsheilla dari lima turnamen yang pernah diikuti selama berpasangan. Sebelumnya, Alfian/Marsheilla berhasil menyabet gelar juara perdananya di kejuaraan Finnish Open 2018 International Challenge, April lalu.
"Semoga kemenangan ini menjadi awal yang baik bagi kami di turnamen selanjutnya. Sejauh ini komunikasi kami berjalan baik, Alfian adalah partner yang sudah berpengalaman, lebih dewasa, jadi cepat nyambungnya," kata Gischa sebagaimana dikutip dari Badmintonindonesia.org.
Gelar juara yang didapat Alfian/Marsheilla terbilang tidak terlalu sulit. Pasalnya, pasangan ganda campuran Indonesia ini sudah mengetahui gaya permainan lawan dan mampu mengantisipasi setiap pola yang diterapkan pasangan tuan rumah itu. Alfian Eko Prasetya mengatakan bila ia memainkan strategi no lob.
"Kami sudah menonton pertandingan mereka dan mengetahui permainan mereka seperti apa, kami tahu kelebihan dan kekurangan lawan. Kami menerapkan pola main menyerang dan main no lob. Awalnya sih ada rasa tegang karena main melawan tuan rumah, tapi lama-lama ya biasa lagi karena fokus ke permainan," tutup Alfian.
Sementara itu, tuan rumah Taiwan berhasil merebut dua dari lima gelar yang diperebutkan, yakni di nomor tunggal putri dan ganda putra. Tai Tzu Ying menang 17-21, 21-10 dan 21-13 atas wakil Denmark, Line Hojmark Kjaersfeldt. Sedangkan Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin yang menempati unggulan pertama, menang atas rekan senegaranya, Liao Min Chun/Su Ching Heng dengan skor 22-20 dan 21-9.
Gelar juara ganda putri berhasil diamankan pasangan Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida yang juga mengalahkan rekan senegaranya, Ayane Kurihara/Naru Shinoya dengan skor 21-10 dan 21-17. Sementara Lee Zii Jia dari Malaysia, sukses mengamankan satu gelar juara di nomor tunggal putra lewat kemenangan 21-17, 16-21 dan 21-11 atas pebulutangkis wakil Negeri Sakura, Riichi Takeshita.