“Untuk dapat mengikuti Olimpiade di tengah pandemi masih merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Walaupun ada beberapa penyesalan, tapi saya pikir untuk bisa mendapatkan perak di ajang Olimpiade masih tidak terlalu buruk,” ungkap Li Jun Hui.
“Ini adalah bentuk motivasi bagi kami. Kami telah bekerja sangat keras selama bertahun-tahun untuk mendapatkan kesempatan tampil di panggung Olimpiade. Ini merupakan perjalanan yang sulit, tetapi saya menikmatinya,” timpal Liu Yuchen menambahkan.
Pada partai final ganda putra Olimpiade Tokyo 2020, Li/Liu harus menelan kekalahan dua game langsung atas pasangan Taiwan, Lee Yang/Wang Chi Lin dengan skor 18-21 dan 12-21, Sabtu (31/7) kemarin.
“Saya pikir kami bermain sedikit terlalu konservatif. Kami memiliki momentum yang baik, tapi mungkin terlalu konservatif dan tidak cukup menentukan dalam banyak poin. Itu memberi lawan kami kesempatan untuk memanfaatkannya,” kata Li mengomentari pertandingan finalnya.
“Mereka boleh dibilang adalah pasangan yang belum terlalu lama, dan kami tidak bisa banyak melihat perkembangan mereka sebelum pandemi ini. Sebaliknya, mereka mungkin memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang kami,” tutur Liu terhadap penampilan Lee/Wang.
Kegagalan Li/Liu ini sekaligus memutus rantai raihan medali emas bagi ganda putra Tiongkok dalam dua edisi terakhir Olimpiade. Pada Olimpiade London 2012 lalu, ganda putra Tiongkok sukses mendulang medali emas lewat pasangan Cai Yun/Fu Haifeng setelah berhasil mengalahkan wakil Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. Sementara pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu, medali emas untuk sektor ganda putra Tiongkok berhasil dipersembahkan pasangan Fu Haifeng/Zhang Nan.