"Tadi dari awal kita sudah menyiapkan permainan depannya. Harus pegang lapangan depan karena shuttlecock di sini agak tidak stabil jadi susah dikontrol," ungkap Hendra, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Kalau pegang depan, kita enak untuk mengontrol strategi. Evaluasi hari ini mungkin dari pergerakannya dipercepat, tadi kita merasa masih terlalu lambat. Dan yang pasti harus menyerang duluan," Hendra, menambahkan.
Denmark Open biasanya dilangsungkan di Odense Sports Park. Namun, tahun ini, ajang dengan level BWF World Tour Super 750 itu berpindah ke Jyske Bank Arena. Walau berpindah tempat, Ahsan/Hendra mengaku tidak ada perbedaan signifikan dari kondisi lapangannya. "Kondisi lapangan sih kurang lebih sama dengan tahun lalu, tinggal dari diri sendiri harus lebih `in` dan lebih siap lagi," kata Ahsan.
Setelah kemenangan "The Daddies", Jonatan alias Jojo juga menyusul. Pemilik medali emas Asian Games 2018 Jakarta itu menang dengan kerja keras tiga gim 21-8, 19-21, 21-18 atas wakil tuan rumah Hans-Kristian Solberg Vittinghus. "Kunci kemenangan saya hari ini berusaha buat dia capek dulu dan membuat variasi tempo di permainannya," jelas Jojo.
"Ada kendala sedikit tentang bagaimana menbaca kondisi lapangan dan shuttlecock. Di sini shuttlecocknya cukup kencang. Tapi secara keseluruhan sudah oke," tambah Jojo.
Selain Ahsan/Hendra dan Jojo, wakil ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga memetik kemenangan di babak 32 besar. Fajar/Rian menang atas Ruben Jille/Ties Van Der Lecq asal Belanda dengan skor 21-6, 19-21, 21-8.
Namun, tiga wakil lainnya harus angkat koper lebih awal, yakni Chico Aura Dwi Wardoyo, Gregoria Mariska Tunjung dan Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela.