“Melihat evaluasi pertandingan sebelumnya, saya harus bisa lebih menjaga fokusnya. Karena sering kali ketika leading atau poinnya tipis, masalah fokus cukup berpengaruh buat saya. Selain itu saya juga harus bisa cepat antisipasi strategi kalau misalnya lawan sudah bisa membaca permainan saya. Harus lebih konsisten juga,” ungkap Anthony Sinisuka Ginting.
Selain terus berupaya mempertajam fokus di lapangan, peningkatan persiapan fisik juga tak luput dari perhatian Anthony sebelum berlaga di Odense. Apalagi Anthony sempat mengalami kendala pada bagian pahanya saat berlaga di ajang Korea Open 2019 BWF World Tour Super 500, September lalu. Saat itu Anthony kalah di babak dua atas pebulutangkis senior Denmark, Jan O Jorgensen.
“Persiapannya mulai dari selesai China Open dan Korea Open, kurang lebih punya waktu dua minggu. Kemarin saya lebih memulihkan kondisi kendala di paha setelah main di China dan Korea Open. Saya sudah konsultasi ke dokter dan fisioterapis. Sekarang sudah membaik. Persiapan kemarin sudah cukup, tinggal menjaga fokusnya di lapangan nanti,” jelas Anthony.
“Menurut dokter kemarin karena ada gerakan yang over saja di lapangan. Karena kalau di lapangan kan suka nggak sadar mau ambil bola kemana saja, jadi mungkin suka ada gerakan yang over. Tapi secara keseluruhan semua baik-baik saja,” sambungnya.
Di babak pertama Denmark Open 2019 BWF World Tour Super 750 nanti, pebulutangkis asuhan PB SGS PLN Bandung ini akan berhadapan dengan wakil India, Pranoy HS. Head to head keduanya sejauh ini masih sama kuat 1-1. Terakhir bentrok di ajang Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750, September lalu, Anthony menang 21-14 da 21-17.
“Pemain India bisa dibilang cukup ulet. Meskipun nggak semua tipenya sama, tapi paling menonjol adalah uletnya. Jadi otomatis saya harus lebih siap di lapangan. Karena mereka nggak gampang mati dan nggak gampang juga dimatikan,” tutupnya.
Selain Anthony, sektor tunggal putra Indonesia mengirimkan Jonatan Christie, Shesar Hiren Rhustavito dan Tommy Sugiarto ke Denmark Open 2019 BWF World Tour Super 750.