Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menyebutkan, kini, setelah semua kerja keras, Antonsen siap untuk bersantai dan menikmati istirahat yang layak. Rencananya sederhana, akan tetapi tetap manis. "Makan siang di pantai. Saya tiba pagi-pagi sekali, jadi saya akan berkendara ke tujuan saya, langsung menuju ke pantai, makan siang yang banyak, dan menikmati laut," ujar pebulu tangkis berusia 27 tahun itu.
"Saya suka makan dan mencoba masakan yang berbeda. Saya punya teman-teman baik yang telah menanti di Spanyol," Antonsen, menambahkan.
Pada akhir pekan lalu, Antonsen menjadi pemain tunggal putra tuan rumah pertama dalam 14 tahun terakhir yang mengamankan gelar juara Denmark Open kedua. Kemenangan ini sekaligus kesuksesan pertamanya sejak tersingkir di babak delapan besar Olimpiade Paris 2024.
"Tidak ada yang lebih baik daripada memenangkan gelar seperti ini. Saya senang bisa mengalihkan fokus dari Olimpiade dan semua hal lain yang telah saya lalui," ujarnya.
"Senang sekali bisa mengklaim gelar juara lainnya di rumah sendiri. Bertanding melawan pemain Jepang, jika Anda tidak konsisten dan bekerja keras, Anda akan menghadapi tugas yang berat. Kuncinya adalah tetap tegar, terus bekerja, dan tetap fokus dengan strategi permainan."
"Dia (Watanabe) memiliki fisik yang luar biasa dan kemampuannya mengendalikan kok sangat luar biasa. Itu yang membuatnya sulit untuk dikalahkan," kata pemain peringkat ke-13 dunia itu, yang memiliki rekor 0-3 melawan Watanabe sebelum memasuki arena pertandingan.
Bagi Antonsen, 2024 merupakan tahun yang penuh ketidakpastian. Atlet asal Aarhus ini memulai rangkaian Tur Dunia BWF dengan gemilang, membawa pulang trofi Malaysia Open dan Indonesia Masters pada Januari. Namun, performanya menurun setelah itu.
"Saya masih melihat kembali beberapa pertandingan dan berpikir apakah saya lebih cepat saat itu? Saya belum merasa berada dalam kondisi terbaik. Namun, saya telah memecahkan berbagai teka-teki pada pekan ini," Antonsen, mengenang.
Bagian besar dari keberhasilan Antonsen di Odense adalah kerja sama dengan pelatih baru yang juga adiknya, Kasper. "Jelas, ini adalah perubahan yang cepat dari kekalahan di babak pertama (pada Arctic Open 2024) dan menjadi meraih gelar juara. Sungguh luar biasa! Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkannya," pungkasnya.