Tergabung di grup B, Tontowi/Liliyana akan bertarung memperebutkan posisi dua teratas di grup melawan Wang Yilyu/Huang Dongping (Tiongkok), Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia), Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris).
“Saat ini kekuatan tiap negara sudah merata, lawan merupakan delapan pasangan terbaik di super series. Indonesia punya kans juga, satu pasangan berjuang di pool atas, satu lagi di pool bawah. Kalau amin amin tampil bagus, kami bisa bertemu di final,” kata Liliyana.
Selain Tontowi/Liliyana, Indonesia juga mengirim Praveen Jordan/Debby Susanto yang tergabung di grup A.
“Kami pernah menang dan pernah kalah menghadapi pasangan-pasangan di grup kami. Peluang pasti ada, yang penting mindset harus siap capek karena sistemnya round robin, berbeda dengan super series biasanya. Mau menang atau kalah, kami akan tetap main di penyisihan grup,” tambahnya.
Berhasil mengoleksi satu medali emas olimpiade di Rio de Janeiro 2016, dua gelar juara dunia tahun 2013 dan 2017, gelar hattrick di All England pada tahun 2012, 2013 dan 2014, Tontowi/Liliyana belum pernah mencicipi rasanya jadi juara superseries finals.
“Kami memang belum pernah juara superseries finals, tetapi kami tak mau terbebani. Menurut saya, beban terberat ada di olimpiade dan sudah berhasil dilewati. Kalau dapat gelar super series finals sebetulnya untuk melengkapi prestasi kami, bukan target inti seperti olimpiade atau kejuaraan dunia. Tetapi kalau bisa main bagus di sini dan juara, kenapa tidak? Kami akan tetap berusaha semaksimal mungkin,” jelas Liliyana.
“Persiapan kami jelang turnamen ini cukup bagus. Jangan berpikir di sini undangan dan jadi nggak total. Pokoknya seperti turnamen biasa saja, harus fokus dari awal,” ujarnya.
Pertandingan babak penyisihan grup BWF Dubai World Superseries Finals 2017 akan dilangsungkan Rabu (13/12), mulai pukul 09.00 waktu Dubai. Tontowi/Liliyana bakal menghadapi pasutri asal Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock, di laga perdana.