Meski menang dan lolos ke final, Kititharakul mengaku kurang puas atas penampilannya. Sebab, mereka seharusnya bisa menang lebih cepat saat unggul 16-11 di game ketiga. Namun permainan mereka justru sedikit merosot hingga membuat kedudukan menjadi imbang 16-16.
“Saya merasa sangat senang (atas kemenangan ini). Kami memimpin 16-11 di game ketiga tetapi mereka menjadikannya 16-semuanya. Kami seharusnya mengambil permainan itu lebih mudah, tetapi kami menekan diri kami sendiri,” kata Jongkolphan Kititharakul kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF).
“Saya tidak begitu senang dengan penampilan saya. Seharusnya saya bisa bermain lebih baik lagi. Kami sudah memprediksi jika hari ini akan menjadi pertandingan yang panjang. Mereka memiliki power yang kuat, sedangkan kami tidak sekuat mereka. Jadi kami harus menggunakan keterampilan dan tidak bermain keras dengan mereka,” sambungnya menjelaskan.
Pada partai final pertamanya di turnamen level Super 1000 besok (17/1), Kititharakul/Prajongjai akan berhadapan dengan ganda putri andalan Indonesia nomor delapan dunia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Ini akan menjadi pertemuan keenam bagi kedua pasangan tersebut. Dalam lima pertemuan sebelumnya, Kititharakul/Prajongjai tercatat empat kali kalah dan baru sekali menang. Itu pun terjadi pada kejuaraan Chinese Taipei Open 2019 BWF World Tour Super 300.
Menatap duel besok, Kititharakul/Prajongjai mengaku siap jika harus memainkan partai yang panjang dan melelahkan. “Besok kami mengharapkan pertandingan panjang lainnya, mungkin akan berlangsung selama satu jam lagi,” tutupnya.