"Sebenarnya kondisi fisik dan kebugaran tubuhnya sudah habis. Bisa dikatakan semua sudah babak belur karena menjalani tur yang demikian panjang," kata Irwansyah dalam siaran pers PBSI di Jakarta, Rabu (3/11).
Para atlet bulu tangkis Indonesia yang berlaga di Paris, sebelumnya sudah bermain di tiga turnamen Eropa yakni Piala Sudirman (Finlandia), Piala Thomas dan Denmark Open selama kurang lebih dua bulan.
"Dengan padatnya jadwal turnamen tim Pelatnas Cipayung, wajar jika faktor kelelahan menghambat performa atlet untuk mencapai titik puncak," kata Irwansyah.
"Maklum, para pemain turun bertanding sejak September di Piala Sudirman di Finlandia, dan lanjut ke Piala Thomas di Denmark. Setelah itu masih main di Denmark dan French Open. Faktor kelelahan tentu menjadi penyebab penampilan pemain menurun," tambahnya.
Menyikapi ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang menjadi satu-satunya wakil Indonesia di babak final turnamen level Super 750 ini, ia pun mengaku kagum dengan kemampuan Minions yang bisa bertahan hingga partai puncak.
Apalagi, sebagaimana dilaporkan Antara, mereka sebelumnya harus bertarung sengit di semifinal melawan rekannya sendiri, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang menguras tenaga. Dampaknya di babak final kekuatan, kecepatan dan kebugaran "Minions" berkurang banyak.
Meski akhirnya hanya bertengger sebagai runner-up, namun PBSI melihat Kevin/Marcus punya sisi positif di aspek ketahanan mental yang semakin matang. "Kevin/Marcus bisa melaju ke final menurut saya karena mereka masih memiliki kemauan keras. Mereka punya semangat besar untuk terus mencoba bermain maksimal dan ngotot, meskipun tenaganya sebenarnya sudah habis dan kurang mendukung," demikian Irwansyah.