Demikian paragraf pembuka pada artikel berjudul "Praveen dan Melati Stagnan", yang mengisi rubrik olahraga Kompas, Sabtu (30/10). Performa maupun prestasi ganda campuran nomor satu Indonesia itu dinilai dalam kondisi terhenti atau stagnan, setelah menderita kekalahan dua gim langsung dari pasangan Hong Kong Chun Man/Tse Ying Suet 19-21, 11-21 dalam laga berdurasi sekitar 36 menit.
Pencapaian terbaik Praveen/Melati adalah final Thailand Terbuka Seri I pada awal tahun ini. Sepekan berselang, mereka justru terdepak pada babak pertama Thailand Terbuka Seri II.
Pada pesta olahraga Olimpiade Tokyo 2020, Praveen/Melati kandas di perempat final.
Kemudian pada kejuaraan beregu Piala Sudirman di Finlandia, Praveen/Melati, salah satu andalan untuk meraih poin, kalah saat Indonesia tampil di perempat final. Regu "Merah Putih" kalah 2-3 dari Malaysia.
"Saat rekan-rekan mereka tampil pada Piala Thomas dan Uber, Praveen/Melati punya waktu dua pekan berlatih sebelum tampil di Denmark dan Perancis Terbuka. Namun, mereka kembali gagal memperlihatkan kemampuan terbaik. Setelah gagal pada semifinal Denmark Terbuka, peringkat mereka turun satu peringkat dari posisi keempat menjadi kelima," tulis media harian tersebut.
Kekalahan pada perempat final kembali dialami Praveen/Melati, kali ini pada turnamen Super 750 French Open 2021 di Stade Pierre de Coubertin, Paris, Jum`at (29/10). Padahal, nama mereka meroket dua tahun lalu seusai menjuarai dua turnamen di Eropa, satu di antaranya French Open.
Kemampuan Praveen/Melati semakin diakui lawan ketika menjuarai All England 2020. "Akan tetapi, Praveen/Melati justru tak berkembang," demikian Kompas.