"Rasanya tidak menyangka bisa melangkah jauh di turnamen super 750 ini. Ini menjadi semifinal pertama kami di level ini," ungkap Rehan, melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Sabtu (29/10) dini hari WIB.
"Kami memberikan bukti bahwa ganda campuran Indonesia, semua pemain ganda campuran sebenarnya tidak kalah dengan pasangan lawan. Sekarang tinggal hanya menambah komunikasi dan fokusnya di lapangan," Rehan, menambahkan.
Namun, Rehan mengakui, jelang pengujung gim penentu, rasa panik sempat menyelimuti kedua pemain. Gicquel/Delrue terus berjuang untuk menyamakan angka. "Kami ingin cepat mematikan poin lawan, dan justru hal itu menjadi bumerang bagi kami, karena kurang tenang dan lawan sempat memperkecil kedudukan," jelasnya.
Sementara, Lisa menyatakan, salah satu kunci kemenangan pada babak delapan besar tersebut berkat permainannya di depan net. Namun, juga secepat mungkin untuk melakukan rotasi guna menopang permainan belakang. "Kami tidak bermain bertahan karena jika diserang mereka pertahanan kami bisa ditembus," tuturnya.
"Saya hari ini terharu banget, terlebih karena selama ini ganda campuran menjadi bahan pembicaraan. Hari ini kami memberikan pembuktian, bahwa kami ternyata sebenarnya bisa," kata atlet kelahiran Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini.
Di babak empat besar, Rehan/Lisa bertemu dengan ganda campuran Belanda Robin Tabeling/Selena Piek. Kedua pasangan belum memiliki rekor pertemuan. "Setelah ini (pertandingan perempat final), kami mau recovery terlebih dahulu mulai menjaga makan hingga fokus. Sejauh ini permainan kami tidak ada yang cepat, semua berakhir dalam rubber game. Untuk itu kami mau melakukan hal itu untuk semifinal," demikian Lisa.