Greysia/Apriyani, pasangan rangking 39 dunia yang baru berpasangan, tak gentar menghadapi lawan yang merupakan penghuni puncak rangking dunia ganda putri. Bermain dengan rileks, Greysia/Apriyani memang menujukkan pertahanan yang solid dan sulit ditembus. Serangan-serangan mereka yang tiba-tiba dijatuhkan ke area pertahanan Chen/Jia, kerap kali membuat Chen/Jia mati langkah.
“Puji Tuhan hari ini kami bisa menerapkan strategi yang tepat, pelatih bilang, kami jangan buru-buru menyerang, tenang, kasih chop dulu, baru smash. Ini yang membuat pikiran kami lebih clear, nah lawan memang nggak enak kalau diajak main seperti ini. Ya sesederhana itu,” jelas Greysia usai pertandingan.
“Tidak menyangka kalau menangnya begini, padahal kami bermain apa adanya, hanya menerapkan apa yang diinstruksikan pelatih,” tutur Apriyani.
“Hari ini memang harinya kami. Apri yang lebih muda juga tampil baik, mentalnya bagus. Dia selalu mau belajar dari pelatih, dari saya, dan dari pertandingan-pertandingan kami sebelumnya. Dia selalu ambil positifnya saja,” kata Greysia memuji partnernya.
Final ini menjadi final pertama Greysia/Apriyani di turnamen level super series, sejak dipasangkan Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian, pada ajang Sudirman Cup 2017, Mei lalu. Greysia/Apriyani sudah pernah mengantongi gelar di level grand prix gold pada ajang Thailand Open Grand Prix Gold 2017.
Greysia/Apriyani menyusul langkah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir ke babak final. Tontowi/Liliyana melesat ke final juga dengan mengalahkan wakil Tiongkok, Zhang Nan/Li Yinhui, dengan skor 21-18, 21-8.