Pada game pertama, Anthony yang sempat tertinggal perolehan angka cukup jauh mampu membalikkan keadaan lewat penampilan apiknya. Kepercayaan diri Anthony timbul berkat sugesti positif yang dimilikinya. “Di game pertama saya ketinggalan tapi saya berpikir kalau game ini belum selesai dan saya masih punya kesempatan untuk menang,” kata Anthony.
Sebaliknya, pada game kedua penampilan Anthony justru sedikit merosot. Melihat peluang itu, Jonatan tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada dan menghadang kesempatan Anthony untuk menyudahi pertandingan pada kedudukan match point 20-19. Jonatan berhasil mengumpulkan tiga angka berturut-turut sehingga memaksa pertemuan ini dilanjutkan dengan memainkan game ketiga.
Malapetaka bagi Jonatan, rupanya Anthony mampu memegang kendali penuh pada pertarungan di game ketiga. Anthony yang enggan mengulangi kesalahan di game kedua, langsung bermain cepat dengan serangan-serangan tajam ke arah pertahanan Jonatan.
“Saya menyayangkan waktu poin saya tersusul di game kedua, padahal sudah match point. Di game pertama Jojo masih agak pasif mainnya, saya lebih inisiatif di permainan depan. Saya hampir tersusul lagi di game ketiga, tapi saya selalu fokus, setiap bola naik harus saya tingkatkan power dan akurasi smash nya. Saya juga sering mengubah tempo permainan sampai akhirnya menang,” tandas Anthony.
Sementara itu, Jonatan Christie cukup menyayangkan penampilannya yang kurang optimal. Meski begitu, peraih medali Emas Asian Games 2018 ini tetap mengakui jika hari ini Anthony bermain sangat agresif dan cepat, khususnya dari segi serangan.
“Saya sudah leading di game pertama tapi tidak bisa menyelesaikan, itu cukup fatal karena game pertama adalah modal buat saya. Ini saya jadikan pengalaman agar saya harus lebih siap lagi. Saya sudah mengira bakal ramai pertandingannya, kami sudah sering bertemu juga di latihan. Ginting lebih agresif kali ini. Waktu ketinggalan di game pertama, dia banyak menekan. Pada game terakhir, saya tidak bisa menahan permainannya yang agresif dan cepat,” tutup Jonatan.